Edisi.co.id-Setiap tanggal 24 Mei diperingati sebagai Hari Skizofrenia Sedunia.
National Schizophrenia Foundation mendeklarasikan tanggal 24 Mei sebagai Hari Skizofrenia Sedunia untuk menghormati Dr. Philippe Pinel, dari Prancis.
Dr. Philippe Pinel seorang tokoh penting dalam upaya awal untuk memberikan perawatan dan pengobatan yang manusiawi bagi orang dengan gangguan jiwa.
Dikutip dari laman who.int skizofrenia merupakan gangguan mental yang dapat menyebabkan psikosis dan berhubungan dengan kecacatan yang cukup besar dan dapat mempengaruhi semua bidang kehidupan termasuk fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
WHO menyebutkan bahwa Skizofrenia mempengaruhi sekitar 24 juta orang atau 1 dari 300 orang (0,32%) di seluruh dunia.
Penelitian belum mengidentifikasi satu penyebab tunggal skizofrenia. Diperkirakan bahwa interaksi antara gen dan berbagai faktor lingkungan dapat menyebabkan skizofrenia.
Faktor psikososial juga dapat mempengaruhi onset dan perjalanan skizofrenia. Penggunaan ganja yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan tersebut.
Saat ini, sebagian besar penderita skizofrenia di seluruh dunia tidak menerima perawatan kesehatan mental.
Sekitar 50% orang di rumah sakit jiwa memiliki diagnosis skizofrenia. Hanya 31,3% orang dengan psikosis menerima perawatan kesehatan mental spesialis.
Sebagian besar sumber daya untuk layanan kesehatan jiwa dihabiskan secara tidak efisien untuk perawatan di rumah sakit jiwa.
Rencana Aksi Kesehatan Mental Komprehensif WHO 2013-2030 menyoroti langkah-langkah yang diperlukan untuk menyediakan layanan yang tepat bagi orang dengan gangguan jiwa termasuk skizofrenia.
Inisiatif Khusus WHO untuk Kesehatan Mental bertujuan untuk lebih maju menuju tujuan Rencana Aksi Kesehatan Mental Komprehensif 2013-2030.
Hal tersebut dilakukan dengan memastikan 100 juta lebih orang memiliki akses ke perawatan yang berkualitas dan terjangkau untuk kondisi kesehatan mental.
Program Aksi Kesenjangan Kesehatan Mental WHO (mhGAP) menggunakan panduan teknis, alat, dan paket pelatihan berbasis bukti untuk memperluas layanan di negara-negara, terutama di rangkaian miskin sumber daya.***
Artikel Terkait
Anak Petani di Tempirai Sukses Jadi Dokter, Alex Leo: Doa Orangtua Jadi Kunci Sukses
Melihatlah Ke Bawah
Mampukan Timnas Indonesia Menghentikan Argentina Sang Juara Dunia? Yuk Intip Perbandingan Antar Lini Team
PKS Usung Anies Jadi Capres, Din Syamsuddin Nilai Sudah Tepat
Kearifan Komunikasi Medsos