• Sabtu, 23 September 2023

24 Mei Hari Skizofrenia Sedunia, Simak Rencana Aksi Kesehatan Mental Komprehensif WHO 2013-2030

- Rabu, 24 Mei 2023 | 14:32 WIB
Arthritis hand and knee pain, joint injury or Osteoporosis bone disease patient with orthopedic surgical doctor consulting examining middle-age older adult woman in medical  clinic exam or hospital (Chinnapong)
Arthritis hand and knee pain, joint injury or Osteoporosis bone disease patient with orthopedic surgical doctor consulting examining middle-age older adult woman in medical clinic exam or hospital (Chinnapong)

Edisi.co.id-Setiap tanggal 24 Mei diperingati sebagai Hari Skizofrenia Sedunia.

National Schizophrenia Foundation mendeklarasikan tanggal 24 Mei sebagai Hari Skizofrenia Sedunia untuk menghormati Dr. Philippe Pinel, dari Prancis.

Dr. Philippe Pinel seorang tokoh penting dalam upaya awal untuk memberikan perawatan dan pengobatan yang manusiawi bagi orang dengan gangguan jiwa.

Dikutip dari laman who.int skizofrenia merupakan gangguan mental yang dapat menyebabkan psikosis dan berhubungan dengan kecacatan yang cukup besar dan dapat mempengaruhi semua bidang kehidupan termasuk fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

Baca Juga: Usung Makola, UKM Teater Patri Universitas Pamulang Gelar Literation Of Exhibition Visual dan Performance Art

WHO menyebutkan bahwa Skizofrenia mempengaruhi sekitar 24 juta orang atau 1 dari 300 orang (0,32%) di seluruh dunia.

Penelitian belum mengidentifikasi satu penyebab tunggal skizofrenia. Diperkirakan bahwa interaksi antara gen dan berbagai faktor lingkungan dapat menyebabkan skizofrenia

Faktor psikososial juga dapat mempengaruhi onset dan perjalanan skizofrenia. Penggunaan ganja yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan tersebut.

Saat ini, sebagian besar penderita skizofrenia di seluruh dunia tidak menerima perawatan kesehatan mental.

Sekitar 50% orang di rumah sakit jiwa memiliki diagnosis skizofrenia. Hanya 31,3% orang dengan psikosis menerima perawatan kesehatan mental spesialis. 

Sebagian besar sumber daya untuk layanan kesehatan jiwa dihabiskan secara tidak efisien untuk perawatan di rumah sakit jiwa.

Rencana Aksi Kesehatan Mental Komprehensif WHO 2013-2030 menyoroti langkah-langkah yang diperlukan untuk menyediakan layanan yang tepat bagi orang dengan gangguan jiwa termasuk skizofrenia.

Inisiatif Khusus WHO untuk Kesehatan Mental bertujuan untuk lebih maju menuju tujuan Rencana Aksi Kesehatan Mental Komprehensif 2013-2030.

Hal tersebut dilakukan dengan memastikan 100 juta lebih orang memiliki akses ke perawatan yang berkualitas dan terjangkau untuk kondisi kesehatan mental.

Program Aksi Kesenjangan Kesehatan Mental WHO (mhGAP) menggunakan panduan teknis, alat, dan paket pelatihan berbasis bukti untuk memperluas layanan di negara-negara, terutama di rangkaian miskin sumber daya.***

Halaman:

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ratusan Warga Pulau Untung Jawa Terima Bantuan Pangan

Jumat, 22 September 2023 | 20:21 WIB

Pemkot Jakbar Resmikan WC Komunal di Jatipulo

Jumat, 22 September 2023 | 20:18 WIB

Pemkot Jaksel Lakukan Penggalangan Komitmen GP2SP

Jumat, 22 September 2023 | 20:11 WIB

Baznas Bazis Jakut Salurkan Bantuan bagi PJLP dan Warga

Jumat, 22 September 2023 | 20:06 WIB

Jaktim Raih Juara Umum Pekan Paralympic DKI 2023

Jumat, 22 September 2023 | 19:53 WIB
X