Edisi.co.id - Depok - Senin (28 Juli 2025), Pondok Pesantren Darussalam Banjaran Pucung Cilangkap, Kota Depok, Jawa Barat, menghadirkan Tokoh Inspiratif & Motivator Nasional alumni Gontor dalam kegiatan Khutbatul Arsy yaitu Dr Awaluddin Faj, MPd.
Dr Awaluddin Faj adalah Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor dan Juga Unida Gontor, aktif dalam berbagai organisasi dan juga sebagai praktisi, konsultan pendidikan serta motivator nasional alumni pesantren.
Perlu diketahui, Kegiatan Khutbatul Arsy di pesantren yang berkiblat ke Pondok Modern Darussalam Gontor itu menjadi agenda tahunan yang setiap tahun diadakan sebagai ajang pekan perkenalan lingkungan pesantren kepada seluruh santri dan santriwati.
Kuthabul Arsy diartikan secara bahasa sebagai ‘khutbah yang tinggi’, khutbah yang sangat tinggi nilainya, sangat penting untuk disampaikan dan penting untuk dipahami oleh seluruh warga pesantren.
Khutbah pengenalan tersebut tidak cukup diadakan hanya sekali, tapi harus dilakukan berkali-kali guna memberikan bekal kepada santri baru tentang kehidupan pesantren, mengingatkan semua tentang tujuan santri masuk pesantren, mengingatkan arti perjuangan, arti kehidupan dan arti keilmuan. Maka dari itu, kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun ajaran baru.
Dalam momen ini, Dr Awaluddin Faj sebagai narasumber mengupas tentang makna Hyme Oh Pondokku dan Filosofi Tentang Pekan Perkenalan itu sendiri.
Disamping itu, banyak materi tentang spirit dan daya juga pesantren yang beliau paparkan dan sekali diselingi dengan kegiatan fun game interaktif sehingga tidak membuat para santri dan santriwati mengantuk.
Panitia Khutbatul Arsy Ponpes Darussalam, Atifah Tohir, M. Ag, Mengatakan Kegiatan Khutbatul Arsy ini bertujuan untuk Mengenal dan memahami orientasi pesantren, sehingga kegiatan ini sangatlah penting bagi santri, pendidik dan warga pesantren.
Pemahaman tentang pesantren yang setengah-setengah akan mengakibatkan salah pandang atau salah menafsirkan terhadap pesantrennya, tidak hanya melihat dari sisi luarnya saja.
“Jangan seperti kera ketika memakan buah manggis, yang digigit hanya kulitnya yang rasanya pahit, padahal di balik kulit yang pahit tersebut terdapat isi buah manggis yang rasanya manis dan lezat,” ujar ketua panitia Ahmad Akmal Thohir, S.Pd.***