edisi.co.id - Publik Tanah Air tengah diselimuti duka mendalam setelah insiden ambruknya bangunan musala setinggi 3 lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin, 29 September 2025.
Peristiwa tragis ini terjadi saat para santri sedang melaksanakan Salat Ashar, dan menelan korban jiwa dan menimbulkan kepanikan di kalangan keluarga maupun masyarakat sekitar.
Hingga kini pada Kamis, 2 Oktober 2025, puluhan santri dikabarkan masih belum ditemukan di balik reruntuhan bangunan tersebut.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkap terdapat 5 korban selamat dalam proses pencarian terkini.
“Sebanyak lima orang berhasil dievakuasi dalam kondisi masih hidup,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan pers di Sidoarjo, pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Tim gabungan search and rescue (SAR) terus berjuang menembus medan sulit. Celah sempit reruntuhan yang membahayakan dinilai membuat setiap langkah pencarian membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Berikut fakta terkini operasi penyelamatan yang melibatkan Basarnas, BNPB, Pemkot Surabaya, serta berbagai relawan yang berlangsung hingga Kamis, 2 Oktober 2025:
Dugaan 66 Santri Terjebak Reruntuhan
Data sementara yang terpampang di posko gabungan menunjukkan adanya daftar 66 nama santri yang diduga belum ditemukan.
Informasi tersebut turut menyebar di media sosial, namun, pihak Ponpes Al Khoziny belum memastikan kebenaran data tersebut.
Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyebut daftar nama santri yang beredar memiliki kaitan dengan pihak Ponpes Al Khoziny.
“Data itu bersumber dari absensi internal pondok maupun laporan keluarga, tapi kami masih memastikan kebenarannya,” jelas Yudhi di lokasi kejadian pada hari iyang sama
Penemuan Korban Selamat dan Meninggal