Edisi.co.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta melalui Bidang Infokom menggelar Workshop Konten Kreator: Sejarah Perkembangan Islam di Jakarta dengan tema “Create & Captivate: Membuat Konten Menarik dan Disukai” di Sunlake Hotel, Jakarta, Kamis (20/11/2025). Kegiatan ini digelar sebagai upaya memperkuat literasi sejarah Islam di ibu kota sekaligus mendorong peran generasi muda dalam dakwah digital yang kreatif, informatif, dan bertanggung jawab.
Acara yang diikuti mahasiswa, perwakilan ormas Islam, serta para pendakwah muda ini menghadirkan tiga narasumber kompeten: KH. Rahmad Zailani Kiki selaku peneliti sejarah ulama Betawi, Raihan Febriansyah selaku Ketua Komisi Infokom MUI DKI Jakarta, dan Rizky Ramadhani, konten kreator sekaligus praktisi digital yang dikenal melalui kanal Historycal Traveller.
Peserta tidak hanya mendapatkan wawasan mendalam tentang sejarah Islam di Jakarta, tetapi juga pelatihan praktis mengenai produksi konten digital yang menarik dan relevan dengan tren kekinian mulai dari teknik storytelling, riset konten, produksi video pendek (reels), hingga strategi membuat konten edukatif yang tetap disukai audiens muda.
Dalam sambutan pembukaannya, Wakil Ketua Umum MUI DKI Jakarta, KH. Yusuf Aman, MA, menegaskan bahwa MUI tidak hanya berperan dalam penerbitan fatwa, tetapi juga aktif merespons tantangan zaman, termasuk penetrasi era digital.
“Generasi muda harus kuat fisik, kuat nalar, dan kuat menjaga diri agar tetap menjadi teladan dan dipercaya. Pemuda bukan hanya pembuat konten, tapi penggerak utama dalam membentuk opini publik,” ujarnya.
KH. Yusuf Aman menambahkan bahwa Islam tidak mengikuti zaman, tetapi juga tidak pernah ketinggalan zaman. “Islam hadir untuk memelihara zaman,” tegasnya. Ia juga mengingatkan bahwa konten kreator yang menghasilkan pengetahuan berkualitas sekaligus menghibur sejatinya sedang menjalankan sedekah ilmu.
Senada dengan itu, Ketua Bidang Infokom MUI DKI Jakarta, Dr. M. Faiz Rafdhi, M.Kom, menekankan pentingnya mengisi ruang digital dengan konten edukatif dan bernilai. “Sudah saatnya MUI hadir di dunia maya agar bisa mendominasi mesin pencarian dengan data dan konten yang bermutu, bukan hanya viral tapi juga dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.
Ia menambahkan, generasi muda adalah garda terdepan dakwah digital. “Dengan pemahaman sejarah yang kuat, konten mereka tidak hanya viral, tetapi juga bernilai dan menginspirasi.”
Workshop ini diharapkan menjadi langkah awal lahirnya kreator konten muda yang memahami akar sejarah Islam di Jakarta, serta mampu menghidupkan kembali semangat dakwah yang informatif, kreatif, dan santun. Media sosial, menurut penyelenggara, harus menjadi ruang edukasi yang menyejukkan—bukan hanya hiburan semata.
Melalui kegiatan ini, MUI DKI Jakarta juga mendorong kolaborasi erat antara komunitas sejarah, organisasi kemasyarakatan Islam, dan kreator digital untuk bersama-sama menyebarkan pesan kebaikan melalui konten kreatif yang berkualitas dan membangun peradaban.