Hendro menuturkan, dampak dari kondisi ini yaitu berpotensi menyebabkan adanya curah hujan tinggi di wilayah Sumut.
"Bibit Siklon Tropis 91S juga didukung oleh aktifnya gelombang atmosfer dan MJO di sekitar pusat sirkulasinya," kata Hendro dalam keterangan resminya, pada Senin, 8 Desember 2025.
"Kondisi IOD negatif masih akan berlangsung hingga bulan Desember 2025," imbuhnya.
Di sisi lain, Hendro menyebut suhu muka laut terpantau hangat berkisar 29-30 derajat celsius dan kelembapan udara yang tinggi di semua lapisan atmosfer.
"Dengan adanya faktor-faktor ini, wilayah Sumatera Utara diprediksi akan menerima tambahan uap air," terangnya.
"Sehingga terjadi peningkatan pembentukan awan-awan hujan khususnya di wilayah pantai barat," sambung Hendro.
Wilayah yang Terdampak
BBMKG Wilayah I mengungkapkan sejumlah wilayah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas tinggi akibat terbentuknya bibit siklon tropis 91S.
Terdapat wilayah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat antara lain di Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan sejumlah kawasan Nias, meliputi Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat.
Kota Gunungsitoli, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, dan Tapanuli Selatan, juga turut menjadi wilayah yang turut berpotensi terjadi hujan lebat.
Adapun, curah hujan intensitas lebat juga berpotensi terjadi di Kota Padang Sidempuan, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Langkat, Kota Medan.
Kota Binjai, Deli Serdang, Karo, Simalungun, Samosir, Serdang Bedagai, Kota Pematang Siantar, dan Labuhanbatu Selatan, juga berpotensi menjadi wilayah yang terdampak hujan lebat akibat terbentuknya bibit siklon tersebut.***