Kemajuan signifikan juga tercatat pada pembukaan akses jalan. Jalur KKA yang menghubungkan Aceh Utara–Bener Meriah–Takengon kini sudah dapat dilalui. Terbukanya jalur ini memperlancar pergerakan orang, barang, logistik, serta mobilisasi alat berat yang sangat dibutuhkan untuk percepatan pemulihan, khususnya di Bener Meriah dan Takengon.
Di sektor infrastruktur, pembangunan Jembatan Bailey Teupin Reudeup (Awe Geutah) sebagai jalur alternatif Bireuen–Lhokseumawe telah memasuki tahap finalisasi. Uji lintasan dan uji kendaraan ditargetkan dapat dilakukan dalam waktu dekat.
Selain itu, progres Jembatan Kutablang pada jalur utama Bireuen–Lhokseumawe telah mencapai 60 persen dan akan segera disambung dengan segmen Jembatan Bailey. Sementara itu, perbaikan jembatan Jeumpa/Cot Bada di Kota Bireuen telah mencapai 80 persen.
Terkait pembangunan hunian sementara, sejumlah daerah telah menunjukkan progres. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah mengusulkan lokasi dan saat ini sedang dilakukan pengecekan kesesuaian lahan.
Aceh Barat menyiapkan lima titik lahan hunian sementara, Bener Meriah telah mengidentifikasi satu lokasi, dan Kabupaten Pidie membangun 12 unit hunian menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) yang ditargetkan selesai dalam dua hingga tiga minggu.
Baca Juga: Dari Fatwa ke Aksi: Transformasi Peran MUI dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat
Untuk meminimalkan risiko banjir susulan, pemerintah juga terus mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). BNPB bersama BMKG dan TNI Angkatan Udara mengoperasikan dua pesawat dari Lanud Iskandar Muda serta satu pesawat Karavan dari Bandara Kualanamu, Sumatra Utara, yang turut menjangkau wilayah Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur.
Langkah terpadu itu menegaskan komitmen pemerintah untuk tidak hanya menangani dampak darurat bencana, tetapi juga memastikan pemulihan masyarakat berjalan aman, cepat, dan berkelanjutan.