berita

Ahli Gizi Universitas Indonesia Sarankan Ubah Gaya Hidup dan Cegah Kegemukan Setelah Ramadhan

Sabtu, 15 April 2023 | 22:37 WIB
Ketua Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK.

 

Edisi.co.id - Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M. Gizi, Sp.GK., mengatakan bahwa bulan puasa merupakan saat menahan diri, terutama agar tidak kalap saat mengonsumsi makanan.

"Sebagai momen untuk mengubah lifestyle kita menjadi lebih sehat, dan melanjutkan kebiasaan baik selama bulan Ramadan,” ujarnya.

Setelah lebaran seringkali banyak orang yang mengaIsilami beberapa masalah kesehatan dan kegemukan, karena perubahan pola makan yang drastis dan didorong oleh acara kumpul bersama yang menyuguhkan berbagai macam minuman dan makanan berkalori tinggi. 

Baca Juga: Arus Mudik Makin Meningkat, Kapolri Ingatkan Pengguna Jalan Berhati-hati

Jika dibiarkan terus-menerus maka berat badan akan naik. "Karena asupannya banyak, makan sudah tidak lagi dibatasi, dan yang utama adalah karena kita tidak mengubah gaya hidup dalam jangka waktu lama,” ujar dr. Nurul.

Salah satu cara untuk dapat mengantisipasi hal tersebut adalah dengan melaksanakan puasa sunnah Syawal selama enam hari. Lalu, dilanjutkan dengan membayar utang puasa. Hal ini dilakukan supaya tubuh dapat terbiasa dan beradaptasi dengan pola makan yang teratur, sehingga berat badan tetap stabil. Selain itu, dr. Nurul juga memberikan saran agar tetap konsisten dalam menjaga pola makan dengan membiasakan diri berpuasa sunnah Senin dan Kamis.

Hal penting lainnya adalah asupan gizi yang seimbang, yakni makanan yang memenuhi makronutrien (karbohidrat, protein, dan lemak) dan mikronutrien (vitamin dan mineral).

Baca Juga: PLTU Banjarsari Santuni Ratusan Anak Yatim Piatu

Sebagaimana anjuran Nabi, saat berbuka puasa kita dapat memakan kurma yang memiliki kandungan karbohidrat, serat, dan gula. Lalu, hal lain yang harus ditambah adalah protein yang bisa didapatkan dari tempe, tahu, telur, atau susu.

Selanjutnya, saat makan malam, dr. Nurul menyarankan sebaiknya makan makanan sesuai dengan kaidah “Isi Piringku” yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), yakni dalam satu piring terdiri dari 50% buah dan sayur, 50% sisanya terdiri dari karbohidrat (diperoleh dari makanan pokok nasi/kentang/ubi/singkong/mie/roti) dan protein (diperoleh dari lauk pauk).

Selain itu, yang harus juga dipenuhi oleh tubuh adalah minum, mulai dari berbuka puasa sampai dengan sahur dianjurkan untuk minum 7-8 gelas.

Baca Juga: Ceramah di SMP PCI, Kapolsek Baleendah Kompol Tedy Sampaikan Isu-Isu Krusial di Usia Remaja, Ini Nasihatnya

Di sisi lain, gorengan seperti bakwan, tahu isi, dan sejenisnya, menurut dr. Nurul mengatakan, didominasi oleh tepung (karbohidrat) dan minyak (lemak). Sebagai contoh, dalam satu porsi bakwan goreng mengandung hampir setara dengan 7-8 sendok nasi.

Karena itu, jika seseorang sudah makan 2-3 gorengan lalu ditambah makan nasi beserta lauk pauknya, bisa mempengaruhi stamina selama berpuasa. Badan terasa lemas karena sudah merasa kenyang namun nutrisinya tidak terpenuhi.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB