Edisi.co.id - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melaksanakan ibadah Salat Idulfitri (Id) 1444 Hijriah di halaman Balai Kota DKI Jakarta bersama masyarakat dan para pejabat di lingkungan Pemprov DKI.
Salat Id dipimpin oleh Imam Ustad Deden M. Ramdan dan Khotib Prof. Dr. K.H. Oman Fathurahman yang merupakan Guru Besar Filologi FAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Hammidiyah Depok.
Usai salat Id, Pj. Gubernur Heru mengucapkan selamat Idulfitri 1444 Hijriah kepada seluruh umat muslim di Jakarta.
"Kami dari Pemprov DKI Jakarta mengucapkan selamat Idulfitri 1444 Hijriah. Selamat berkumpul dengan keluarga di hari kedua dan ketiga Lebaran," ucap Pj. Gubernur Heru pada Sabtu (22/4).
Pj. Gubernur Heru turut menyampaikan, makna Idulfitri yang diharapkan memberikan semangat dalam menghadapi tantangan ke depan.
Baca Juga: Mudahkan Ibadah ASN dan Petugas yang Masih Melayani Warga, Pemprov DKI Gelar Salat Id di Balai Kota
"Makna Idulfitri membuat kita tetap semangat menjalankan kehidupan, semangat menjalankan tugas-tugas yang memang cukup menantang untuk kita," kata Pj. Gubernur Heru.
Ia turut menanggapi khotbah Idulfitri yang dibawakan K.H. Oman Fathurahman terkait pentingnya keragaman untuk kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk tetap berdiri teguh.
"Keragaman itu menjadi kekuatan bagi kita. Keragaman itu menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia," ujar Pj. Gubernur Heru.
Sementara itu, K.H. Oman Fathurahman dalam khotbahnya mengatakan, salah satu tantangan terbesar sebagai masyarakat majemuk adalah keberagaman tafsir keagamaan yang seringkali melahirkan potensi konflik.
"Untuk itu, mari kita jadikan idulfitri ini sebagai momentum agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, bisa menjadi umat yang lebih fitri, bisa menjadi bangsa yang lebih berbudi, yang lebih mengedepankan kebersamaan, gotong royong, guyub, daripada pertikaian dan perselisihan," terang K.H. Oman.
Baca Juga: Kepulauan Seribu Utara Bersama Tiga Pilar Gelar Pengamanan Malam Takbiran
Ia melanjutkan, sebagai sebuah bangsa, seluruh umat harus punya tekad dan persepsi yang sama agar lulus menjalani ujian. Serta harus menjadi individu yang lebih baik, menjadi masyarakat yang lebih santun, dan menjadi bangsa yang lebih maju.
"Kita meyakini bahwa keberagaman manusia adalah anugerah dari Allah SWT yang dicipta sebagai ujian agar kita saling mengenal dan saling belajar untuk menggapai derajat takwa," terang K.H. Oman.