Edisi.co.id - Berusaha untuk mencarikan solusi terhadap kondisi bangunan yang memprihatinkan. Organisasi Bina Bangun Bangsa (BBB) mengutus Plt. Sekretaris Jenderal Irwansyah dan Wasekjen Bidang Pendidikan, Agama dan Kesejahteraan Sosial Ilham Dharmawan untuk meninjau langsung Pondok Pesantren Assalam yang terletak di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Secara kasat mata terlihat kondisi bangunan yang sangat memprihatinkan dimana ruang kelas sangat tidak layak untuk dijadikan tempat belajar. Walaupun demikian hal tersebut tidak menyurutkan semangat belajar para santri dan santriwati yang berasal dari berbagai wilayah, bahkan ada yang dari Selayar.
Plt. Sekjen BBB Irwansyah menyatakan, sangat prihatin dengan kondisi bangunan fisik pondok pesantren ini.
Baca Juga: Pimpinan Nasional Bina Bangun Bangsa Melakukan Konsolidasi di Makassar Sulawesi Selatan
“77 tahun Indonesia merdeka masih ada bangunan sekolah yang tidak layak seperti ini. Ini sangat menyedihkan,” ujar Irwansyah, Sabtu (3/9/2022).
Lebih lanjut Irwansyah menambahkan, tadi saya berkeliling kompleks pesantren ini. Dan menurut saya tidak ada satu kelaspun yang memadai untuk dilakukan proses kegiatan belajar mengajar.
“Kondisi disini sangat panas, dan saya lihat ada satu kelas yang berdinding dan beratap dari seng. Bagaimana para santri dan guru bisa tenang belajar kalau kondisinya seperti ini. Dan hampir di semua kelas jendela kacanya pasti ada yang pecah serta banyak kursi yang tidak sempurna ataupun rusak,” imbuh Irwansyah.
Baca Juga: Soal Kenaikan BBM, Waketum PERSIS: Sangat Prihatin, Berdampak Pada Kenaikan Harga Bahan Pokok
Dalam kesempatan tersebut Wasekjen Ilham Dharmawan menyampaikan agar pihak Pesantren melengkapi aspek legalitas Pesantren termasuk kepemilikan lahan. Hal tersebut perlu diperhatikan agar memudahkan dalam hal proses mencari bantuan pendanaan.
Setelah melakukan tinjuan, kegiatan dilanjutkan dengan mendengarkan penjelasan langsung dari Pimpinan Pondok Pesantren Assalam Ustadz Sulaiman.
Menurut Ustadz Sulaiman, pondok ini berdiri sejak tahun 2013. Sedang luas tanah dari lokasi pondok ini sekitar 2000 meter. Tanah pondok sudah resmi dimiliki walau belum bersertifikat hak milik Pesantren.
“Dari 2013 para santri kita sudah banyak meraih prestasi, banyak piala yang kita dapatkan. Hal tersebut menjadi pemicu para orang tua untuk mendaftarkan anaknya untuk sekolah di pondok ini,” terang Sulaiman.
Baca Juga: Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan STAI Al Karimiyah Depok Tanamkan Jiwa Nasionalisme