berita

Barisan Sakit Hati Vs Barisan Sakit Jiwa

Selasa, 11 Agustus 2020 | 20:26 WIB
1597152208299

 

Edisi.co.id - Jika anda merasa sedih, marah, dan sakit hati karena -umpamanya- anda melihat nilai-nilai aqidah dan agama anda dinistakan, akhlak dan moralitas generasi anda dirusak, sumberdaya alam anda dirampok, penegakan hukum diskriminatif, korupsi, kolusi, nepotisme dan oligarki politik menggurita, rakyat jelata dibuat tak berdaya, pengangguran berlipat ganda dan kemiskinan terus meningkat, sementara segelintir orang menguasai kekayaan negeri setara dengan kekayaan seratus juta jiwa penduduk, lalu anda berkoalisi untuk berikhtiar memperbaiki kondisi negeri ini maka jangan merasa minder jika kemudian anda distigma sebagai "BARISAN SAKIT HATI". Karena memang anda sebagai orang normal patut dan wajib "sakit hati" atas kondisi seperti itu.

Sebaliknya jika anda tidak merasa sedih, tidak merasa marah, dan tidak merasa sakit hati apabila menyaksikan fakta -umpamanya- bangsa yang terkoyak, falsafah dan dasar negara diselewengkan, ketimpangan sosial ekonomi laksana jarak antara langit dan bumi, oligarki politik dan ekonomi telah membelit segala sendi kehidupan, sebaliknya anda malah menikmati dan merasa bahagia lalu anda berkoalisi untuk membela dan mempertahankan kondisi seperti itu sebagai suatu kemajuan, maka anda patut dicurigai sebagai "BARISAN SAKIT NALAR" atau bahkan mungkin "BARISAN SAKIT JIWA".

"Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi!' Mereka mengatakan, 'Sesungguhnya kami orang-orang berbuat perbaikan!' Ingatlah!, sesungguhnya mereka adalah para pembuat kerusakan tetapi mereka hilang kesadaran!". (Al Baqarah : 11-12).

Oleh: Dr H Jeje Zaenudin Wakil Ketua Umum PP Persis

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB