SMP PCI Gelar Seminar Sesi 2 Bahas di Masa Pandemi Pendidikan untuk Anak Tetap Menjadi Prioritas Utama

photo author
- Senin, 14 Juni 2021 | 20:16 WIB
IMG-20210614-WA0395
IMG-20210614-WA0395

Edisi.co.id, Bandung - Pandemi Covid 19 yang telah berlangsung hampir satu setengah tahun ini, menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Berbagai cara dan strategi terus dibahas, agar pendidikan bagi anak-anak tetap menjadi prioritas utama.

Dengan spirit BEDAS (Bangkit Edukatif Dinamis Agamis Sejahtera), SMP Prima Cendekia Islami di Baleendah, Kabupaten Bandung terus mengkajinya, salah satunya melalui serangkaian seminar Pembelajaran Digital di Masa Pandemi Covid 19. Rangkaian Seminar sesi kedua, digelar pada Senin, 14 Juni 2021, bertempat di Aula SMP Prima Cendekia Islami, Baleendah Kabupaten Bandung.

Kajian seminar dengan jumlah peserta yang terbatas dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan yang ketat itu, dihadiri oleh perwakilah Kepala Sekolah SD dan SMP serta unsur pengawas se-Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.

Sebagai pemantik seminar, hadir Prof. Dr. Toto Sutarto Gani Utari, M. Pd., Guru Besar Universitas Pasundan., Hj. Siti Komariah, Dra., M.Si., Ph.D Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia, serta Beny Saputro, S.Pd., M.Pd Kepala Sekolah SMP Prima Cendekia Islami.

Dalam sambutan di awal seminar, Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan Baleendah, Dra., Hj. Evi Sriyanti, M. Pd., mengatakan walaupun kita dalam kondisi Covid 19, namun tidak boleh menjadikan semangat kita luntur. Kita harus tetap mejaga kualitas pendidikan di sekolah.

Di masa pandemi ini, para Kepala Sekolah harus senantiasa memotivasi dan mendorong para guru untuk berinovasi membuat pembelajaran yang efektif. Kegiatan seperti ini harus menjadi motivasi bagi sekolah-sekolah lainnya di wilayah Kecamatan Baleendah untuk mengadakan kegiatan serupa dalam rangka membekali dan meningkatkan potensi para tenaga pendidik, tegasnya.

Sementara itu, Siti Komariah, Ph.D mengemukakan bahwa peserta didik di bebagai jenjang pendidikan saat ini, berada di era digitilasi. Agar peserta didik dapat memanfaatkan hal-hal positif di era digital ini, maka pesera didik harus dibekali dengan pendidikan karakter yang kuat.

Kecerdasan teknologi dan kognitif siswa, harus diimbangi dengan kecerdasan spiritual dan sosial. Hal ini sejalan dengan visi Provinsi Jawa Barat yaitu Jabar Masagi.

Sebagai pakar sosiologi, Siti Komariah menegaskan bahwa banyak terjadinya penyimpangan dalam memanfaatkan teknologi saat ini, salah satunya disebabkan oleh karena lemahnya kontrol dari lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. Perlu kesadaran dari orang tua untuk senantiasa mengontrol penggunaan teknologi pada anak yang semakin berkembang.” ujar Siti Komariah, Ph.D.

Sejalan dengan Siti Komariah, Prof. Dr. H. Toto Sutarto Gani Utari, M.Pd mengingatkan agar kita tidak perlu takut dengan era digital ini. Sesungguhnya era digital itu adalah era pemanfaatan media untuk memudahkan kita dalam kehidupan.

Dalam dunia pendidikan, digitalisasi merupakan media untuk mencapai tujuan pendidikan.

"Dalam mengaplikasikan digitalisasi pembelajaran, para guru hendaknya memahami terlebih dulu tentang kurikulum. Perencanaan yang berlandaskan kepada pemahaman kurikulum yang berlaku, akan memudahkan sekolah dalam membuat konsep dan pelaksanaan digitalisasi pembelajaran dan pengajaran," ujar Prof. Toto.

Sebagai langkah awal yang harus dilakukan adalah mengembangkan kurikulum menjadi lebih operasional. Menerjemahkan setiap kompetensi inti dan dasar menjadi bagian penting untuk memulai semua itu. Oleh karena itu, para guru hendaknya memahami level of competence untuk membuat perencanaan pembelajaran dan melakukan pengajaran.

Jika dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian tidak memperhatikan level of competence, maka akan menimbulkan dampak negative bagi para siswa kita.” tegas Prof. Toto.

Kurikulum yang kita miliki adalah kurikulum NKRI, maksudnya adalah kurikulum yang memiliki tujuan agar para siswa memiliki budaya nasional dengan karakter yang sama. Kita tidak bisa memaksakan kurikulum Negara kita seperti Negara lain karena memiliki tujuan besar yaitu menanamkan budaya nasional kepada generasi penerus bangsa.

"Jangan pernah berpikir untuk menjadikan kurikulum kita sama dengan kurikulum Negara lain, seperti Finlandia misalnya karena terdapat perbedaan yang mendasar.” tutur Prof Toto.

Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan harapan dari perwakilan peserta bahwa SMP Prima Cendekia Islami dengan fasilitas yang dimiliki dapat menjadi digital center bagi sekolah-sekolah di wilayah Baleendah. ”Dengan fasilitas dan sarana prasarana yang dimiliki oleh SMP Prima Cendekia Islami, kami berharap sekolah ini dapat menjadi digital center bagi sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Baleendah.”

Beny Saputro, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMP Prima Cendekia Islam merespon permintaan tersebut dengan sangat terbuka.

Ia menyampaikan bahwa SMP Prima Cendekia Islami sangat terbuka bagi sekolah-sekolah lain untuk bertukar pengalaman dan ilmu. "Kami sangat terbuka untuk berbagi ilmu dan pengalaman untuk sama-sama mengembangkan digitalisasi sekolah, tidak hanya semata-mata untuk mengantisipasi kondisi covid 19 saat ini tetapi untuk seterusnya," ucap Beny.

Beny juga menegaskan kepada seluruh peserta untuk tidak segan-segan jika ingin menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh SMP Prima Cendekia Islami.

 

 

 

 

 

 

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X