Edisi.co.id - Selama bulan Ramadan, Badan Gizi Nasional (BGN) menyesuaikan menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk memastikan makanan tetap layak konsumsi hingga waktu berbuka puasa.
Perubahan ini menimbulkan berbagai reaksi, terutama karena menu yang awalnya berupa nasi dan lauk pauk diubah menjadi makanan yang lebih tahan lama.
"Tujuannya agar menu yang dimakan pelajar pada sore hari tidak basi," jelas Kepala BGN, Dadan Hindayana, pada Sabtu, 8 Maret 2025.
Baca Juga: Update Bencana Banjir-Longsor di Sukabumi: 5 Korban Tewas, 4 Orang Masih Dalam Pencarian
Sebagai gantinya, BGN menyiapkan makanan seperti telur rebus, kurma, susu, dan kue kering fortifikasi.
Selain itu, BGN juga mempertimbangkan untuk menambahkan bubur kacang hijau atau kolak ke dalam daftar menu selama Ramadan.
“Atau kolak yang jelas sumber komposisi gizinya tetap, di mana di situ ada protein, karbohidrat, dan ada serat,” ujar Dadan.
Perubahan ini diterapkan di berbagai daerah, termasuk di Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebelumnya, menu MBG berupa nasi, sayur, ikan, dan susu, tetapi kini diubah menjadi makanan yang lebih tahan lama.
“Selama bulan puasa, program ini juga masih tetap bergulir tentu dengan penyesuaian,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, pada Jumat, 7 Maret 2025.
Di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, penyesuaian juga dilakukan dengan mengganti makanan basah seperti nasi dan ayam dengan makanan yang lebih tahan lama.
Kepala SDN 1 Bukit Tunggal, Hardani, menjelaskan bahwa sejak awal Ramadan, siswa menerima paket makanan yang berbeda dari biasanya.
“MBG tetap berjalan, menunya disesuaikan untuk berbuka (takjil), seperti makanan kering yang lebih tahan lama,” ujarnya.
Untuk mendukung kelancaran program ini, BGN juga memperkenalkan sistem kemasan baru menggunakan kantong yang dapat dikembalikan.
Kantong ini diuji coba di Sukabumi, Jawa Barat, dan kini diterapkan secara lebih luas.
“Besoknya kantongnya harus dibawa kembali, ditukar dengan kantong yang isi sehingga tidak menimbulkan sampah,” kata Dadan.
Menurutnya, kebijakan ini tidak hanya untuk menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga untuk melatih kedisiplinan siswa dalam mengelola makanan yang mereka terima.
Meski sempat menuai kritik, BGN memastikan bahwa program MBG selama Ramadan telah melalui berbagai uji coba dan evaluasi untuk memastikan asupan gizi anak-anak tetap terjaga.
"(Untuk kesiapan pembagian MBG saat Ramadhan) kami sudah siap," kata Dadan.
“Iya berbasis pengalaman tahun 2024 dan juga uji coba dalam pekan terakhir ini,” tambahnya.***
Artikel Terkait
Insiden Banjir di Bandung: 4 Kecamatan Terendam Akibat Luapan Citarum-Cikapundung
Update Bencana Banjir-Longsor di Sukabumi: 5 Korban Tewas, 4 Orang Masih Dalam Pencarian
156 KK Dievakuasi Akibat Banjir di Purwakarta: Tanggul Jebol, Jatiluhur Terendam
Skandal Minyakita Mencuat, DPR Soroti Kerugian Warga RI: Pengawasan Harus Diperketat
Menu MBG saat Ramadan Dinilai Minimalis, Kepala BGN Bahas Soal Kandungan Gizi