Edisi.co.id, Bekasi - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus mengupayakan pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan. Untuk itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengunjungi fasilitas pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (19/3) pagi.
Gubernur Pramono menjelaskan, Jakarta memiliki berbagai strategi untuk menyelesaikan permasalahan sampah, salah satunya melalui Refuse Derived Fuel (RDF). "Saat ini, rata-rata jumlah sampah di Jakarta sekitar 8.000 ton per hari. Dengan proses yang ada, seperti RDF di Bantargebang maupun Rorotan, diharapkan jumlah tersebut bisa turun menjadi 5.000 atau 6.000 ton," ungkap Gubernur Pramono.
Gubernur Pramono menjelaskan, Jakarta memiliki berbagai strategi untuk menyelesaikan permasalahan sampah, salah satunya melalui Refuse Derived Fuel (RDF). "Saat ini, rata-rata jumlah sampah di Jakarta sekitar 8.000 ton per hari. Dengan proses yang ada, seperti RDF di Bantargebang maupun Rorotan, diharapkan jumlah tersebut bisa turun menjadi 5.000 atau 6.000 ton," ungkap Gubernur Pramono.
Baca Juga: PP PERSIS Minta Kasus Pembunuhan 3 Anggota Polisi di Lampung Diusut Tuntas
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Pramono juga membahas biaya atau bea gerbang yang dibayarkan oleh pemerintah kepada pihak pengelola sampah, yang besarnya dihitung berdasarkan tonase sampah yang diolah (tipping fee). Ia berharap agar Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur tipping fee dan insinerator segera diterbitkan.
"Jika nanti ada penyesuaian harga yang diatur bersama antara pemerintah pusat dan daerah, saya yakin ini bisa menjadi solusi yang sangat baik bagi permasalahan sampah, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di seluruh Indonesia," tambahnya.
Fasilitas RDF Plant di TPST Bantargebang memiliki kapasitas pengolahan sebanyak 2.000 ton sampah per hari. Melalui RDF, hasil olahan sampah dijual kepada industri semen sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah bekerja sama dengan dua industri semen, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.
Baca Juga: Libur Lebaran BPJS Kesehatan Beroperasi Normal
Pemprov DKI Jakarta juga memiliki fasilitas RDF Plant di Rorotan, Jakarta Utara, dengan kapasitas 2.500 ton per hari. RDF Plant Rorotan direncanakan mulai beroperasi untuk mengolah sampah Jakarta pada April 2025.
Pemprov DKI Jakarta terus berupaya memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, komunitas, dan akademisi, guna menghasilkan inovasi teknologi serta program edukasi yang mendukung pengurangan sampah. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang bertanggung jawab serta mendukung program pemerintah pusat dalam pengelolaan sampah dan lingkungan secara berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Pramono juga membahas biaya atau bea gerbang yang dibayarkan oleh pemerintah kepada pihak pengelola sampah, yang besarnya dihitung berdasarkan tonase sampah yang diolah (tipping fee). Ia berharap agar Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur tipping fee dan insinerator segera diterbitkan.
"Jika nanti ada penyesuaian harga yang diatur bersama antara pemerintah pusat dan daerah, saya yakin ini bisa menjadi solusi yang sangat baik bagi permasalahan sampah, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di seluruh Indonesia," tambahnya.
Fasilitas RDF Plant di TPST Bantargebang memiliki kapasitas pengolahan sebanyak 2.000 ton sampah per hari. Melalui RDF, hasil olahan sampah dijual kepada industri semen sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah bekerja sama dengan dua industri semen, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.
Baca Juga: Libur Lebaran BPJS Kesehatan Beroperasi Normal
Pemprov DKI Jakarta juga memiliki fasilitas RDF Plant di Rorotan, Jakarta Utara, dengan kapasitas 2.500 ton per hari. RDF Plant Rorotan direncanakan mulai beroperasi untuk mengolah sampah Jakarta pada April 2025.
Pemprov DKI Jakarta terus berupaya memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, komunitas, dan akademisi, guna menghasilkan inovasi teknologi serta program edukasi yang mendukung pengurangan sampah. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang bertanggung jawab serta mendukung program pemerintah pusat dalam pengelolaan sampah dan lingkungan secara berkelanjutan.
Artikel Terkait
Gandeng Badan Gizi Nasional, Gubernur Pramono Dorong Transformasi Kantin Sekolah sebagai Pelengkap MBG
Gubernur Pramono Sebut Peluncuran QRIS TAP Jadikan Perjalanan Masyarakat lebih Mudah dan Cepat
Gubernur DKI Jakarta Siap Umumkan 40 Sekolah Swasta Gratis untuk Warga Kurang Mampu, Mulai Diumumkan Mei
Luncurkan Manajemen Talenta, Gubernur Pramono Dorong Tata Kelola ASN Berbasis Meritokrasi