Edisi.co.id, Jakarta - Rencana keikutsertaan atlet gimnastik asal Israel dalam ajang Kejuaraan Senam Artistik Dunia yang akan digelar di Indonesia Arena, Jakarta, pada 19–25 Oktober 2025, menuai penolakan dari sejumlah organisasi keagamaan di Indonesia.
Penolakan disampaikan secara tegas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, dan Persatuan Islam (PERSIS), yang menilai kehadiran tim senam artistik Israel bertentangan dengan prinsip dan sikap politik luar negeri Indonesia yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, meminta semua pihak menolak kehadiran atlet Israel sebagai bentuk konsistensi sikap Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Baca Juga: Keluarga Korban Tragedi Tanjung Priok 1984 Desak Komnas HAM Percepat Penyelesaian
“Kehadiran atlet dari Israel perlu ditolak sebagai bentuk solidaritas dan dukungan terhadap upaya pembebasan Palestina dari penjajahan,” ujarnya dikuitp dari cnnindonesia.com, Kamis (9/10/2025).
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menyampaikan keprihatinannya atas rencana tersebut. Ia menilai partisipasi Israel dalam ajang olahraga internasional di Jakarta dapat melukai hati masyarakat Indonesia.
"Bagaimana kita bisa menerima kehadiran atlet dari negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan kita, sementara Indonesia dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan?” kata Anwar.
Baca Juga: Lewat Sambungan Video Call, Prabowo Dukung Timnas: Do Your Best and Give Us Good News
Penolakan serupa disampaikan oleh Ketua Umum PP PERSIS, Dr. KH. Jeje Zaenudin. Menurutnya, Israel adalah negara penjajah yang telah melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina.
“Israel merupakan negara penjajah yang biadab, dan hingga kini Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan mereka,” tegas Kiai Jeje dalam keterangan tertulisnya.
Ia juga menyoroti kehadiran simbol-simbol kenegaraan Israel dalam ajang tersebut, seperti bendera, lagu kebangsaan, dan lambang negara. Menurutnya, hal itu dapat dianggap sebagai bentuk pengakuan terhadap kedaulatan Israel.
Baca Juga: BBM Etanol Pertamina Jadi Sorotan, Begini Standar dan Praktik Globalnya
“Seakan-akan Indonesia mengakui keberadaan Israel sebagai negara sah, padahal mereka masih menjajah Palestina. Ini tidak bisa dibenarkan,” pungkasnya.
Artikel Terkait
Israel Culik Ratusan Relawan Global Sumud Flotilla di Perairan Internasional, Termasuk Greta Thunberg dan Mandla Mandela
Wakil Ketua Komisi I DPR Kecam Keras Israel Terkait Penangkapan Aktivis Global Sumud Flotilla
Hadiri Aksi Dobrak Blokade Gaza, Neno Warisman Serukan Jangan Pernah Lelah Membela Palestina
UBN Ingatkan Pemerintah, Kehadiran Atlet Israel di Kejuaraan Dunia Senam Artistik Jakarta Langgar Amanat UUD 1945