Menurutnya, stunting bukan sekadar gagal tumbuh, bukan sekadar pendek. Stunting bukan hanya kerdil. Stunting memiliki dampak jangka panjang.
”Dengan tumbuh dan kembang tidak optimal, maka peluang anak stunting menjadi menjadi tentara atau polisi yang mengharuskan tinggi badan ideal menjadi kecil. Belum lagi jika dihubungkan dengan perkembangan otak yang terhambat,” jelasnya.
Adapun Ella Hafla menyampaikan kegiatan-kegiatan DP2KBP3A dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bandung.
Pertama, pendampingan dan pelaporan keluarga beresiko stunting oleh tim pendampingan.
Kedua, mini lokakarya percepatan penurunan stunting kecamatan,
ketiga audit kasus stunting, keempat rapat koordinasi TPPS tingkat kabupaten.
kelima pengadaan BKB-Kit dan keenam rembug stunting tingkat kabupaten.
Ella menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 235.577 keluarga beresiko stunting kondisi stunting di Kabupaten Bandung.
“Tahun 2023 ini lokus prioritas penurunan dan pencegahan stunting ada di 55 desa yang tersebar di 17 kecamatan,” terangnya.
Sementara itu, Ahmad Herwayan menekankan pentingnya fungsi keluarga yaitu fungsi keluarga, cinta kasih, reproduksi, ekonomi, sosial budaya, perlindungan, pendidikan, dan lingkungan dalam upaya pencegahan stunting.
Heryawan mengingatkan, tidak ada kesuksesan tanpa dimulai dari kesuksesan keluarga.
Keluarga menjadi tempat pertama ditanamkannya nilai-nilai agama, sebagai tempat menyalurkan cinta dan kasih sayang, sebagai tempat pendidikan seksual dan reproduksi, menjadi sarana yang baik untuk bertugas memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarga.
Keluarga menanamkan pola tingkah laku berhubungan dengan orang lain, sebagai tempat bernaung bagi seorang individu yang sedang memiliki masalah.
Keluarga adalah tempat di mana seorang anak belajar tentang nilai-nilai kehidupan. Keluarga tempat diajarkannya cara berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
”Saya mengingatkan bahwa keluarga adalah tempat paling indah dan paling bermakna dalam kehidupan manusia. Tidak ada kesuksesan tanpa dimulai dari kesuksesan keluarga,” tegas Heryawan.***