Bunda Neno: Karya Santri di SANFFEST 2025 Lahir dari Keterbatasan, Hasilnya Melampaui Ekspektasi

photo author
- Minggu, 21 Desember 2025 | 22:26 WIB
Ketua Komite Santri Film Festival (SANFFEST) 2025, Neno Warisman
Ketua Komite Santri Film Festival (SANFFEST) 2025, Neno Warisman



Edisi.co.id, Jakarta - Ketua Komite Santri Film Festival (SANFFEST) 2025, Neno Warisman, menegaskan, karya-karya santri yang ditampilkan dalam SANFFEST lahir dari keterbatasan. Namun, mampu menghasilkan karya yang melampaui ekspektasi. Menurutnya, SANFFEST berangkat dari nilai-nilai Al-Qur’an yang menekankan pentingnya menyampaikan kebenaran melalui kisah dan hikmah.

Neno menjelaskan bahwa film merupakan medium yang sangat kuat untuk menyampaikan pesan, mengetuk hati, dan mengajak masyarakat berpikir. Oleh karena itu, SANFFEST tidak hanya menjadi ajang kompetisi film, melainkan juga sebuah gerakan budaya yang tumbuh dari kesungguhan dan daya juang para santri.

Hal tersebut disampaikannya dalam sambutan pada Malam Anugerah SANFFEST 2025 yang digelar di Sasono Langgen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Ahad (21/12/2025) malam.

Baca Juga: Malam Anugerah, Menbud Fadli Zon Apresiasi Karya Santri, Harap SANFFEST 2025 Lahirkan Sineas Baru

Neno, yang akrab disapa Bunda Neno, mengungkapkan rasa haru melihat antusiasme para santri dari berbagai daerah yang hadir secara mandiri, meski dengan keterbatasan ekonomi. Ia menyebut sejumlah santri rela menempuh perjalanan jauh dari luar Pulau Jawa dan memilih beristirahat di masjid demi bisa menghadiri malam puncak SANFFEST 2025.

“Mereka datang dengan keterbatasan, tetapi dengan tekad yang luar biasa. Ini adalah wajah asli santri: mandiri, bersungguh-sungguh, dan pantang menyerah,” ujar Bunda Neno.

Ia mengapresiasi karya para santri yang dinilainya melampaui ekspektasi, meski diproduksi dengan sarana terbatas. Menurutnya, ada santri yang hanya menggunakan telepon genggam untuk membuat film, tanpa peralatan suara dan pencahayaan yang memadai. Namun, keterbatasan tersebut justru melahirkan karya-karya yang rapi, kreatif, dan sarat nilai.

Baca Juga: Ratapan Warga Pidie Jaya di Balik Tumpukan Lumpur: Kaki Sudah Hancur Semua Kena Air Terus

“Di balik keterbatasan alat, kami melihat karakter khas santri, yakni kesungguhan, kemandirian, dan daya juang. Itulah yang membuat karya-karya ini istimewa,” katanya.

Pada SANFFEST 2025, tercatat 125 film karya santri dari 115 pesantren yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Capaian tersebut dinilai sebagai prestasi membanggakan, terutama mengingat SANFFEST baru pertama kali digelar.

Bunda Neno menegaskan, SANFFEST tidak akan berhenti pada kompetisi dan eksibisi semata. Ke depan, festival ini akan terus dikembangkan sebagai wadah pendidikan perfilman yang inklusif, dengan perluasan kategori lomba, termasuk film dokumenter, serta pendampingan berkelanjutan bagi para santri.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Kawasan Wisata Guci Tegal, Fasilitas Pemandian Air Panas Dilaporkan Rusak

Ia juga mengungkapkan rencana distribusi film-film karya santri melalui platform streaming nasional dan kanal khusus SANFFEST. Langkah ini diharapkan dapat membuka akses ekonomi kreatif bagi santri sekaligus memperkenalkan karya mereka kepada publik yang lebih luas.

“SANFFEST ingin membekali santri agar tidak hanya kuat secara teknis, tetapi juga siap secara industri, tanpa meninggalkan nilai-nilai pesantren,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Bunda Neno menyampaikan, SANFFEST akan terus dievaluasi dan disempurnakan di tahun-tahun mendatang. Ia berharap festival ini dapat menjadi ruang tumbuh bagi lahirnya sineas santri yang mampu bersaing di tingkat nasional hingga internasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henri Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X