Para siswa SMP Prima Cendekia Islami (PCI) sangat antusias mengunjungi banyak peninggalan bersejarah, seperti air mancur Victoria, tugu jam besar, gereja merah Christ Church Melaka yang dibangun tahun 1753, reruntuhan gereja portugis St. Paul, hingga kapal layar bangsa Portugis yang bersandar di Melaka Art,” ucap Lugie.
Ia menilai, para siswa SMP Prima Cendekia Islami (PCI) tidak hanya mendapat pelajaran mengenai bangsa Portugis di Selat Melaka.
Baca Juga: Optimalisasi Pentahelix Untuk Percepatan Penurunan Stunting
“Namun, dapat secara langsung melihat peninggalan sejarahnya,” tambah Lugie.
Ia menambahkan, destinasi bersejarah yang dikunjungi para siswa SMP Prima Cendekia Islami (PCI) diawali dari Dutch Square yang merupakan salah satu tempat wisata paling ikonik di kota bersejarah ini.
“Kawasan ini dikenal karena memiliki bangunan peninggalan era kolonial Belanda. Salah satunya bangunan bernama Stadthuys, yang dikenal sebagai bangunan Belanda tertua yang masih berdiri di Melaka,” paparnya.
Baca Juga: Ketua MUI: Islamofobia Mengancam Kehidupan Sosial
Selain Stadthuys dan gereja merah, para siswa juga mengunjungi reruntuhan gereja dekat dengan sisa-sisa benteng A'Famosa Fort, yang berada di puncak Bukit St. Paul yang dibangun pada 1521. Gereja ini adalah gereja tertua yang masih berdiri di Malaysia.
Meskipun saat ini kondisinya sudah dalam keadaan reruntuhan tanpa atap, St. Paul’s Church tetap menjadi tempat yang menarik dengan pemandangan kota Melaka dan Laut Selat Melaka yang indah ketika mencapai puncaknya.
“Kapal ini merupakan salah satu dari kapal-kapal yang turut serta dalam pelayaran pulang Alfonso de Albuquerque pada 20 Januari 1512 selepas selesai menaklukan Melaka. Dari kota Melaka, para siswa SMP PCI akan melanjutkan perjalanan ke Singapura,” tutup Lugie.