Untuk itu kami MEWAJIBKAN kepada seluruh Keluarga Besar Alumni Pondok Modern Gontor dan MENGHARAPKAN seluruh Masyarakat untuk MENGIKUTI ijtihad dan mujahadah ini, yaitu memenangkan Pasangan Calon tersebut dengan mengawal pemungutan suara dan perhitungannya dari segala bentuk kecurangan.
Deklarasi ditandatangani oleh sejumlah tokoh alumni Gontor diantaranya, Prof.Dr. Dien Syamsuddin, Dr. Hidayat Nurwahid, Prof. Dr. Husnan Bey Fannani, Dr. KH Lalu Zulkifli Muhadli SH MM, KH. Muhammad Daniel SE AK, CPA, CA, Drs. KH. Dawam Soleh, KH. M.Nasir Zein MA, KH. Bachtiar Nasir, Prof. Dr. Siswanto Masruri, serta sekitar 600 Kyai-Kyai Pimpinan Pesantren Alumni Gontor, Ketua IKPM Gontor Cabang se-Indonesia dan ketua forum-forum Alumni Gontor.
Din Syamsudin menyampaikan, jaringan Gontor sejatinya adalah jaringan yang dahsyat karena loyalitasnya, ideologinya dan Gontor itu sejatinya adalah harakah (pergerakan)
“Kalau antum semua menyampaikan ke semua santri, walisantri, maka ini akan menjadi gerakan yang dahsyat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum FPAG, KH. Zulkifli Muhadli, menyatakan, “Pertemuan dari tadi malam sampai pagi ini memberikan kesan yang mendalam, Alhamdulillah kita masih diperhatikan oleh Gontor tidak semua Lembaga seperti Gontor. 99 persen alumni Gontor sami’na wa atha’na,” katanya.
“Kita punya kewajiban menegakkan agama dimanapun kita berada dan agama itu tidak bisa tegak tanpa seseorang pemimpin yang baik, ini adalah politik amar ma’ruf nahi munkar bukan politik praktis,” ujar Zulkifli Muhadli.
Para tokoh Alumni Gontor dan Kiai Pesantren Alumni Gontor juga bersepakat bahwa deklarasi dukungan ke pasangan AMIN tidak mengatasnamakan Gontor sebagai institusi Lembaga Pendidikan Pesantren yang tetap menjunjung tinggi nilai “Berdiri di Atas dan Untuk Semua Golongan”
Ini adalah murni gerakan alumni Gontor yang menginginkan sebuah perubahan.
Prinsip berdiri di atas dan untuk semua Golongan tetap dijunjung tinggi, tapi bukan berarti netral ataupun diam terhadap kedzaliman karena memilih pemimpin hanya dua pilihan yang baik atau yang buruk, dan memilih pemimpin yang baik harus diperjuangkan lewat sebuah gerakan.***