Merujuk pada gagasan pembangunannya, Kampung Betawi di Setu Babakan tak cuma menjadi lokasi wisata budaya melainkan juga edukasi pengembangan budaya. Dengan luas lahan 289 hektare, terdiri daratan dan air (setu) yang menyatu dengan pemukiman warga, Kampung Budaya Betawi memiliki kelebihan dan kekurangan. “Kami berharap agar warga di sekitar ini juga merasa memiliki kampung Betawi ini dan mendapat manfaat dari keberadaan kampung budaya ini, ” katanya.
Baca Juga: Venezia: Kota Romantis dengan Sejarah Gondola yang Mendunia
Merespon pada perkembangan terkini, setelah Jakarta tak lagi menjadi ibukota, Kampung Betawi dan Setu Babakan siap menjadi ikon global, dengan menawarkan gagasan; menyelenggarakan festibal budaya sebagai agenda tahunan, meningkatkan diplomasi budaya dan kolaborasi dengan seniman internasional dan terus ‘branding’ masyarakat Betawi sebagai masyarakat terbuka dan kaya akan keberagaman.
Menyadari perkembangan teknologi informasi yang efektif dan fungsional, Beky berharap Situs Perkambungan Betawi juga bisa dihadirkan secara virtual, ”Supaya bisa dilihat oleh mereka yang tidak bisa datang ke sini. Ada semacam tour virtual budaya Betawi, ” katanya. ”Sarana ada, pelaku ada . Tinggal action, ” paparnya.
MODIFIKASI ELEMEN BETAWI
Pembicara ke dua, Dr. Daisy Radnawati, S.T., M.Si., pakar arsitektur lanskap dari ISTN, menyatakan terjadi distrupsi luar biasa dalam perkembangan budaya, tak hanya Betawi melainkan juga seluruh budaya tradisional di dunia global.
“Rasanya perlu diselenggarakan seminar international tentang Budaya Betawi – fokus membahas budaya Betawi, ” katanya. Pengaruh budaya Tionghoa, Arab yang berbaur menjadi Betawi seperti apa nantinya?
Wakil rektor ISTN ini menyebut tantangan semua pihak terkait, bagaimana menjaga keseimbangan modernisasi dan menjaga tradisi.
“Saya dibesarkan di Betawi, lahir dan besar di wilayah Betawi. Dulu ada tradisi warga bareng ke mushala. Sekarang, warga jalan bareng masih ada tapi sudah bukan ke mushala, ” kenangnya.
Daisy mengaku telah buku Peran Batik dalam Pelestarian Budaya dan menawarakan desain yang menghadirkan elemen budaya betawi di berbagai perabotan rumah, sebagai karya kreasi dan modifikasi, tanpa melanggar nilai budaya dan simbol sakral di dalamnya
Sependapat dengan Beky Mardani, Daisy menyatakan perlunya memanfaatkan dan belajar dengan A.I. (artificial intelligence) dan dunia digital untuk mempromosikan Budaya Betawi ke kancah global.
”Saya sudah coba, bikin lagu pakai AI satu menit bisa. Yang penting promt-nya sesuai dengan khas Betawi, ” katanya (Lahyanto Nadie)
‘