Edisi.co.id - Merek penyimpanan makanan terkenal, Tupperware, secara resmi mengajukan kebangkrutan setelah mengalami masalah keuangan yang berkepanjangan.
Tupperware Brands, perusahaan asal Amerika Serikat, mengajukan permohonan kebangkrutan ke Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Delaware pada Selasa (17/9/2024).
Laporan dari Reuters menyebutkan bahwa pengajuan ini merupakan respons terhadap kerugian yang dialami perusahaan selama beberapa tahun terakhir.
Tupperware saat ini menghadapi utang yang sangat besar, yakni sebesar 812 juta dolar Amerika (sekitar Rp 12,4 triliun).
Untuk melunasi utang tersebut, Tupperware menawarkan aset-asetnya kepada investor dengan harga yang lebih rendah.
Para investor diperkirakan akan mengambil alih aset-aset perusahaan sebagai pengganti pinjaman.
Dalam upaya menjaga kekayaan intelektualnya, Tupperware juga mengajukan perlindungan kebangkrutan.
Perusahaan ini diberi waktu 30 hari untuk mencari pembeli yang potensial.
Langkah ini diharapkan dapat menyelamatkan nasib Tupperware di tengah situasi yang sulit.
Merek ini, yang telah berusia 78 tahun, dikenal secara global berkat produk wadah plastiknya yang inovatif dan praktis.
Sejarah Singkat Tupperware
Dikutip dari situs resmi perusahaan, Tupperware pertama kali diperkenalkan pada tahun 1940-an oleh Earl S. Tupper, seorang ahli kimia asal Massachusetts, Amerika Serikat.
Tupper menemukan cara untuk memurnikan bahan polyethylene, yang kemudian menjadi dasar dari plastik fleksibel dan kuat yang digunakan dalam produk Tupperware.
Pada tahun 1938, Tupper mendirikan perusahaannya sendiri, Earl S. Tupper Company, dan mulai memasarkan produk dengan merek "Poly-T".
Pemasaran produk Tupperware mendapatkan momentum berkat metode penjualan "Tupperware Home Party" yang diperkenalkan oleh Brownie Wise.
Metode ini melibatkan pesta di rumah-rumah, di mana produk Tupperware dipromosikan secara langsung kepada konsumen.
Model penjualan inovatif ini berhasil meningkatkan popularitas produk secara signifikan.
Pada tahun 1950-an, Tupperware resmi dipatenkan, dan Brownie Wise diangkat sebagai Wakil Presiden Pemasaran Tupperware.
Berkat strategi pemasaran tersebut, Tupperware berhasil menembus pasar internasional pada dekade 1960-an, mulai dari Eropa, Amerika Latin, hingga Asia.
Inovasi dan Perkembangan Tupperware
Seiring waktu, Tupperware tidak hanya fokus pada produk wadah penyimpanan makanan.
Pada sekitar tahun 2010-an, perusahaan ini bahkan bekerja sama dengan NASA untuk mengembangkan alat menanam sayuran di luar angkasa guna menyediakan makanan bagi astronot.
Selain itu, Tupperware juga menjalin kerja sama dengan National Park Foundation untuk melestarikan taman nasional di Amerika Serikat, sekaligus berinovasi dalam menciptakan produk ramah lingkungan yang tidak menghasilkan limbah.
Kepemimpinan dan Masa Depan Tupperware
Meskipun didirikan oleh Earl S. Tupper, perusahaan ini dijual kepada Rexall Drugs Corporation pada 1950-an, yang kemudian menjadi bagian dari Dart Industries.
ejak Oktober 2023, Tupperware dipimpin oleh Laurie Ann Goldman sebagai Presiden, CEO, dan Direktur Dewan.
Goldman memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang manajemen dan pernah memimpin perusahaan besar seperti Avon North America dan Spanx.
Baca Juga: Pertama di Eropa! Perkuat Integrasi Pasar Regional, Menag Tandatangani MRA Jaminan Produk Halal
Meski Tupperware kini berada di ambang kebangkrutan, masa depan merek legendaris ini masih belum jelas.
Apakah perusahaan akan menemukan pembeli yang mampu menyelamatkan bisnisnya atau harus berakhir setelah puluhan tahun menjadi bagian dari rumah tangga di seluruh dunia?
Yang pasti, perjalanan panjang Tupperware tetap menjadi sejarah penting dalam industri barang konsumsi global.***