berita

Pemecatan STY Harus Dilihat Secara Jernih. Football Institute: Ada Gerakan TSM Sudutkan PSSI

Selasa, 7 Januari 2025 | 18:56 WIB
STY

Edisi.co.id – Gerakan perlawanan muncul atas keputusan Ketua Umum PSSI Erick Thohir memecat pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Boleh disebut perlawanan yang dibangun dengan menggiring opini masyarakat terhadap STY sebagai pelatih paling berkualitas dan paling berjasa itu jelas terlihat secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM).

Perlawanan atas keputusan itu cenderung bukan hanya membully keputusan PSSI, tetapi juga berupaya memicu antipati masyarakat terhadap jajaran pengurus yang dipimpin Ketua Umum Erick Thohir agar meninggalkan jabatannya. Padahal, secara fakta di bawah kepemimpinan Erick Thohir, prestasi sepakbola Indonesia mengalami peningkatan dengan program naturalisasinya.

Founder Football Institute Budi Setiawan yang dihubungi di Jakarta, Selasa (7/1/2025), meminta masyarakat melihat secara jernih keputusan PSSI mengganti posisi STY.

“Pasti ada sesuatu yang membuat PSSI, dalam hal ini, Erick Thohir berani mengambil keputusan itu. Dan, saya yakin pasti ada kepentingan lebih besar buat negara dibalik keputusan tersebut,” jelasnya.

Menurut Budi Setiawan, fenomena gerakan dan desakan agar PSSI mencabut keputusan pemecatan tersebut dan meminta Erick Thohir mundur sudah bukan lagi murni gerakan sepakbola. Tetapi, menjurus gerakan sosial dari warga Korsel untuk ‘memaksa’ Indonesia mempertahankan STY sebagai pelatih.

Baca Juga: 2 Menteri Pantau Program Makan Bergizi Gratis Tanpa Didampingi Wali-Wakil Wali Kota Depok

“Dugaan saya, ada kekuatan agency STY di balik fenomena ini, dimana pemilik agency tempat STY bernaung adalah orang besar di balik industri hiburan K-Pop. Apalagi, artis K-Pop juga ikut berbicara untuk meminta STY tetap dipertahankan,” ungkapnya.

Secara rinci Budi Setiawan menceritakan, tentang adanya Gerakan Korea Wave/Hallyu yang mulai marak di awal tahun 2000-an. Hal ini didukung secara serius oleh pemerintah Korea Selatan (Korsel) yang pada tahun 2008 dengan membentuk departemen khusus promosi K-Pop ke dunia internasional di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata.

Gerakan Korea Wave ini menjadi salah satu pilar devisa negara Korea Selatan. Menurut Forbes, Tahun 2017, industri K-Pop menyumbang sekitar US$5 miliar atau setara Rp72 triliun.

Kontribusi ini setara dua kali lipat jumlah penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang diterima Indonesia dari sektor mineral dan batu bara yang nilainya Rp40 triliun Tahun 2020 US$ 10,9 miliar. Tahun 2021 US$ 11,7 miliar. Naik 7,34%.

Pada 2020, ekspor besi dan baja Indonesia bernilai US$ 10,85 miliar dan berada peringkat ketiga, hanya kalah dari lemak dan minyak hewan/nabati (US$ 20,72 miliar) dan bahan bakar mineral (US$ 17,29=7 miliar). Artinya, sumbangsih BTS, BLACKPINK, sampai drakor Penthouse setara dengan hasil yang diperoleh Indonesia dari penjualan besi dan baja dalam setahun.

Setelah K-Pop dan Drakor, Korean Wave menjamah Sportainment Korsel mulai menunjukkan bahwa olahraga unggulan mereka adalah sepakbola, yang pada tahun 2002 mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia. Setelah itu mulailah, sepakbola Korsel membuktikan diri mereka memang memiliki kemampuan bukan sekadar menjadi tuan rumah saja tetapi membuka mata dunia dengan mengalahkan Jerman 2-0 pada Piala Dunia 2018. Meskipun Korsel gagal lolos ke babak 16 besar namun prestasi tersebut menjadi kebanggaan tersendiri mengingat mereka mampu menyingkirkan Jerman.

Adalah Shin Tae-yong yang menjadi pelatih mampu membawa Korsel mengalahkan Jerman. Namun karena gagal melangkah ke babak fase gugur Piala Dunia 2018, skuat Timnas Korsel dilempari telur dan guling Union Jack oleh penggemar Korea Selatan karena gagal mencapai target melangkah ke babak gugur Piala Dunia 2018 setelah menempati peringkat ketiga klasemen Grup F hasil sekali menang dan dua kali kalah.

Baca Juga: Alhamdulillah! Kemenag dan DPR Sepakati Biaya Haji 2025 Turun, Jemaah Bayar Rp 55,43 Juta

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB