Layanan Purnajual Perguruan Tinggi
Sementara itu, dalam pengantarnya mewakili Ketua Umum IKA UPI Enggartiasto Lukita, Sekretaris Jenderal IKA UPI Najip Hendra SP menekankan pentingnya perguruan tinggi memberikan layanan “purnajual” kepada lulusan. Perguruan tinggi harus mampu memberikan pembinaan berkelanjutan, baik berupa layanan informasi maupun peningkatan kapasitas lulusan.
“Dalam konteks marketing, layanan yang baik dengan sendirinya menjadi tools marketing itu sendiri. Pengalaman studi, layanan administrasi akademik, maupun informasi lowongan kerja yang diberikan akan terekam dengan baik dalam memori lulusan atau alumni. Pengalaman ini akan dibagikan melalui media sosial atau disampaikan secara langsung kepada adik-adiknya di SMA. Ini menjadi marketing tersendiri. Ini efektif untuk menggaet calon mahasiswa,” jelas Najip.
Menurut Najip, cara kerja tersebut mirip dengan apa yang terjadi di _marketplace._ Pada umumnya calon pembeli akan melihat _review_ produk yang ditawarkan atau testimoni berdasarkan pengalaman belanja. _Review_ dan testimoni pelanggan awal yang kemudian menjadi pertimbangan pelanggan berikutnya.
Najip mengingatkan bahwa salah satu dari indikator kinerja utama perguruan tinggi adalah profil lulusan. Kemampuan mengakses pekerjaan dalam enam bulan pertama setelah lulus dengan gaji sedikitnya 1,2 upah minimum provinsi (UMP), berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan sangat berkaitan dengan keberadaan lulusan. Karena itu, penting bagi perguruan tinggi untuk membangun ekosistem alumni secara kuat.
“Organisasi alumni merupakan katalisator utama dalam pengembangan lulusan. Ekosistem alumni yang kuat dengan sendirinya menjadi penopang utama kemajuan perguruan tinggi,” tegas Najip.***