Presiden juga mengatakan tentang perbaikan fasilitas sekolah yang diperlukan untuk pendidikan anak-anak Indonesia.
“Saya ingin memperbaiki semua sekolah Indonesia, kita punya 330 ribu sekolah, anggaran untuk perbaikan sekolah hanya cukup untuk memperbaiki 20 ribu sekolah, berapa tahun kita mau selesaikan 330 ribu sekolah?” tegas Presiden.
Sentil persoalan perjalanan dinas
Presiden Prabowo kemudian menyentil tentang perjalanan dinas yang dilakukan oleh pejabat negara.
Menurut Presiden, perjalan dinas ke luar negeri harus dikurangi, kecuali memang ada tugas tertentu atas nama negara.
“Yang perlu ke luar negeri yang tugas, tugas belajar boleh, tugas atas nama negara boleh, jangan tugas yang dicari-cari untuk jalan-jalan,” ungkap Presiden.
“Kalau mau jalan-jalan, pakai uang sendiri,” tegasnya.
Presiden juga mengatakan kalau dirinya ke luar negeri karena sebagai kepala negara, ia mewakili Indonesia dalam pertemuan penting dunia.
“Cukup itu seminar, cukup itu kajian, apa itu FGD (forum group discussion), mau diskusi apa lagi, itu mengentaskan kemiskinan absolut, bantu rakyat yang lapar cari makan, sekolah yang rusak diperbaiki, jalan yang rusak perbaiki,” ucapnya.
Presiden juga menyebut beberapa agenda seperti studi banding mengentaskan ke Australia di mana menurutnya, Australia adalah salah satu negara kaya di dunia.
“Mau belajar mengentaskan kemiskinan studi bandingnya ke Australia, Australia itu salah satu dari 10 negara terkaya di dunia kok belajar ke Australia, terus studi banding Pramuka, ada apa belajar Pramuka?” tambahnya.
Presiden juga mengungkapkan dalam keputusan penghematan anggaran ini mendapatkan perlawanan dari beberapa pihak.
Namun Lagi-lagi, ia menyatakan kalau hal ini dilakukan demi kepentingan rakyat.
“Ada yang melawan saya, ada. Dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi raja kecil, ada,” ujarnya.
“Saya mau menghemat uang-uang itu untuk rakyat,” ucap Presiden.***