Gas Elpiji sebagai Bahan Bakar
Penggunaan praktis gas elpiji pertama kali dicatat pada tahun 1918, ketika bahan bakar ini dimanfaatkan untuk lampu las dan obor pemotong logam.
Produksi komersial baru benar-benar berkembang pada 1920-an.
Di Amerika Serikat, penjualan gas elpiji mencapai 223 ribu galon pada tahun 1922 dan meningkat menjadi 400 ribu galon dalam tiga tahun berikutnya.
Penggunaan gas elpiji semakin luas, termasuk sebagai bahan bakar motor untuk truk pada tahun 1928 serta untuk lemari es berbahan bakar gas elpiji.
Pada tahun 1929, angka penjualan gas elpiji di AS melonjak hingga 10 juta galon.
Momentum gas elpiji semakin kuat, terutama setelah digunakan dalam Olimpiade 1932 di Los Angeles untuk memasak dan memanaskan air.
Pada tahun 1934, industri propana-butana berhasil menjual 56 juta galon gas elpiji.
Gas Elpiji dan Kapal Udara Zeppelin
Permintaan gas elpiji juga meningkat seiring popularitas kapal udara yang digunakan untuk perjalanan antara Eropa dan Amerika Serikat.
Kapal udara generasi terbaru, seperti Zeppelin, menggunakan mesin berbahan bakar gas Blau—bahan bakar yang sangat mirip dengan butana, salah satu komponen utama gas elpiji.
Menggunakan bahan bakar gas dengan massa hampir sama dengan udara menjadi solusi praktis bagi kapal udara karena tidak mengubah berat keseluruhan pesawat seperti bahan bakar cair.
Sayangnya, era Zeppelin berakhir tiba-tiba pada tahun 1937 setelah tragedi meledaknya kapal udara Hindenburg yang menewaskan 36 orang.
Gas Elpiji untuk Memasak
Berbeda dengan kapal udara yang kehilangan popularitasnya, penggunaan gas elpiji justru semakin berkembang, terutama sebagai bahan bakar memasak.