Di sisi lain, pria berusia 42 tahun itu juga mengaku kecewa dengan adanya dugaan oplosan Pertamax menjadi Pertalite oleh oknum Pertamina.
“Iya, saya sering mengantre panjang (di pom bensin Pertamina). Dengar kabar Pertamax yang dioplos tentu saya kecewa,” terangnya.
“Kalau tahu begitu, kenapa saya harus antre panjang? Saya bisa membelokan motor saya ke jalur Pertamax, kan isinya sama-sama Pertalite,” lanjut Tre.
Pedagang Kopi di Karawang: Oplos Pertamax Itu Tidak Kreatif!
Penyelewengan spek minyak Pertamax menjadi Pertalite yang dituding Kejagung ke Pertamina itu pun disebut Tre sebagai tindakan yang tidak kreatif.
“Itu tidak kreatif, mereka (Pertamina) tidak tahu betapa sering saya memutar otak untuk memperhitungkan ongkos BBM dalam aktivitas jual kopi,” tegas Tre.
Menyikapi isu penyelewengan Pertamax oplosan dari PT Pertamina, pemilik kedai ‘Ulah Coffee’ itu hanya bisa pasrah dengan keadaan.
“Saya hanya bisa pasrah, lalu bagaimana lagi? Beri saja mereka uang jika dibutuhkan. Saya yakin rezeki tidak akan tertukar,” tandas Tre.***