berita

Prof. Muhadjir Effendy: Muhammadiyah Harus Mandiri, Modern dan Berkemajuan

Rabu, 5 Maret 2025 | 12:37 WIB
Bidang Penasehat Presiden Bidang Haji, Muhadjir Effendy - Foto: Dokumen pribadi

Yogyakarta - Penasehat Presiden Bidang Haji, Prof. DR. H. Muhadjir Effendy, M.Ap. Menjadi pembicara pada Pengajian Ramadan 1446 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan tema “Pengembangan Wasathiyah Islam Berkemajuan Tinjauan Teologis, Ideologis, dan Praksis. Pengajan digelar di UMY Student Dormitory, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 4/3/2025.

Di hadapan 300-an audien, Muhadjir menegaskan, Muhammadiyah harus menjadi kekuatan ekonomi yang mandiri, yang bisa membiayai dirinya sendiri.

“Tidak bisa Muhammadiyah mengandalkan bantuan. Muhammadiyah harus mandiri. Karena Muhammadiyah-lah yang mampu bertranformasi seperti itu, dengan modal kader yang disiplin dan jaringan yang luas,” katanya.

Baca Juga: Komdigi Tindak Tegas Fake Bts Penyebar Sms Penipuan

Muhadjir mengawali pengajiannya dengan membedah istilah wasathiyah dengan menyitir surat Albaqarah 143. Ummatan wasatan diartikan sebagai pengikut agama yang mengambil jalan tengah atau penganut prinsip moderat. “Wasit, penengah.

Sikap itu pula yang ditunjukkan KH Ahmad Dahlan dan KH Ibrahim sebagai as sabiqunal awwalun tidak dijumpai perlawanan terang-terangan kepada pemerintah kolonial. Sekalipun bukan bersetuju dengan mereka. KH Ahmad Dahlan menjalankan sikap akomodatif untuk memuluskan starteginya.

“KH Ahmad Dahlan menawarkan diri menjadi guru agama di sekolah pamong projo atau OSVIA,” ungkap Muhadjir.

Baca Juga: Mendikdasmen Kaitkan Puasa dengan Penguatan Karakter Bangsa Dalam Mewujudkan Generasi Emas

KH Ahmad Dahlan bersikap akomodatif terhadap kebijakan pemerintah kolonial di bidang pendidikan. Berbeda dengan Taman Siswa maupun Boedi Oetomo.

“Antara lain dalam bentuk kesediaan Muhammadiyah menerima bantuan guru untuk sekolah particuliere,” terangnya.

Muhammadiyah mengalami transformasi menjadi lebih konfrontatif terhadap pemerintah kolonial seiring menguatnya atmosfir tuntutan kemerdekaan. Maka tampilah pimpinan Muhammadiyah sesuai zamannya seperti KH Hisjam, KH Mas Mansyur, Ki Bagus Hadikusumo.

Baca Juga: Agar Bernilai Ibadah, Ketum PERSIS: Jadikan Momentum Bukber Sebagai Ajang Silaturahmi dan Berbagi Ikhlsas

“Seiring dengan keinginan tokoh-tokoh Islam mengambil peran terhadap arah haluan negara bangsa yang akan lahir,” ungkapnya.

Peran kemasyarakatan dan kebangsaan Muhammadiyah dari waktu ke waktu adalah nyata.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB