Edisi.co.id, Jakarta - Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bersama DQLab baru saja meluncurkan AI Training Center. Peluncuran ini hadir untuk menjembatani antara ketertarikan terhadap AI dan kesiapan untuk mengimplementasikannya. Selain itu, training ini lahir sebagai sebuah inisiatif pelatihan yang dirancang praktis, relevan, dan terjangkau.
Rektor UMN, Andrey Andoko menjelaskan, melalui program ini, peserta tidak hanya belajar teori tetapi juga dapat memanfaatkan database chatbot sebagai contoh nyata aplikasi AI yang relevan dengan kebutuhan industri. Program ini juga mengedepankan penghematan waktu dan biaya, seperti yang disorot oleh McKinsey, yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghemat waktu dengan menerapkan Gen AI dalam berbagai proses bisnis mereka.
“Di sini, mahasiswa, profesional, dan pelaku industri dapat belajar dari kasus nyata, didampingi mentor yang berpengalaman dalam menghadapi tantangan penerapan AI. Sebagai tambahan, riset McKinsey menunjukkan bahwa penggunaan AI secara umum akan meningkatkan produktivitas, dan perusahaan yang mengimplementasikan AI akan melaporkan penurunan biaya berkat penerapan teknologi ini,” ujar Andrey kepada awak media di Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Baca Juga: Prabowo Dapat Dukungan 81% Publik, Pemerintah Dinilai di Jalur yang Benar
Ia menegaskan, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) sendiri menempatkan pengembangan keterampilan AI sebagai bagian inti (core) dari visi pendidikan dan misi keberlanjutannya (sustainability).
Dengan menjadikan AI sebagai fondasi utama, UMN memiliki komitmen untuk mencetak sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan digital masa depan secara berkelanjutan.
“Kolaborasi dengan DQLab dalam AI Training Center ini pun memperkuat upaya tersebut, menghadirkan pelatihan yang praktis, relevan, dan berorientasi pada dampak nyata bagi peserta, khususnya pelaku bisnis dan profesional yang ingin bertransformasi di era digital,” imbuhnya.
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Sebut Kasus Covid-19 Kembali Naik, Tapi Bukan Varian yang Mematikan
Supaya kita tidak digantikan oleh AI, ia berpesan, maka kita harus memiliki kemampuan “beyond” AI.
“Karena AI digunakan di berbagai bidang, maka semua orang harus memiliki kemampuan penggunaan AI. Karena bagi sebagian orang ini hal baru, maka kita harus terus belajar, bisa melalui pelatihan” paparnya.
Sementara, Co-Founder Xeratic, Feris Thia menyampaikan, AI Training Center hadir sebagai jembatan antara ketertarikan terhadap AI dan kesiapan untuk benar-benar mengimplementasikannya. Di sini, mahasiswa, profesional, dan pelaku industri bisa belajar dari kasus nyata, didampingi mentor yang telah melewati jatuh bangun dalam dunia AI.
“Kami menerapkan AI dengan jalan yang penuh tantangan, belajar dari kesalahan dan belokan yang tak perlu. Setelah proses itu, saatnya kami berbagi dan berkolaborasi agar orang lain bisa melangkah lebih cepat, lebih tepat, dan lebih tenang,” ucap Feris.
Ia menambahkan, AI Training Center terhubung langsung dengan tren dan riset terkini. Sebagai bagian dari ekosistem DQLab dan UMN, AI Training Center tidak berjalan sendiri. Ia akan secara aktif memantau tren AI global dan lokal, serta berkolaborasi erat dengan tim riset di UMN untuk memastikan bahwa pendekatan, materi, dan solusi yang dikembangkan tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri masa kini.
Baca Juga: Presiden Prabowo Peringatkan Koruptor Akan Ditindak Tanpa Pandang Bulu
Melalui sinergi antara pelatihan praktis dan kekuatan riset akademik, AI Training Center tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang bagi individu dan perusahaan untuk menyiapkan diri menjadi bagian dari tren AI, bukan sekadar mengejarnya, apalagi terlindas olehnya.
“Peluncuran AI Training Center ini menandai komitmen DQLab dan UMN untuk mengambil peran aktif dalam mendorong adopsi AI yang lebih merata, inklusif, dan berdampak di Indonesia.,” pungkasnya.