Edisi.co.id, Bandung - Plt. Ketua Bidang Garapan (Kabidgar) Ekonomi Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS), Ustaz Dr. Latief Awaludin, menekankan pentingnya peran sentral kiai dan asatidz dalam mentransformasi pesantren menjadi pusat agrobisnis berbasis keumatan dan keberlanjutan.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Forum Group Discussion (FGD) bertajuk Persis Peduli Pangan yang digelar di Kantor PP Persis, Bandung, Kamis (9/10/2025).
"Kiai dan asatidz harus terlibat aktif pada kegiatan agrobisnis pesanteran. Pasalnya, karena mereka adalah motor penggerak idealisme pesantren dan masyarakat menuju kemakmuran," tegas Dr. Latief, dikutip dari persis.or.id.
Baca Juga: Waspada Etanol ada Pengguna Mobil Lama: Mesin Bisa Karatan
Lebih lanjut, Dr. Latief mengusulkan beberapa langkah strategis untuk mendorong kemandirian pangan di lingkungan pesantren, di antaranya:
Membangun kolaborasi antara pesantren dan perguruan tinggi. Selain itu, menyusun kurikulum pendidikan berbasis agrobisnis,
"Dan terakhir, mengembangkan konsep “teologi pangan” atau “teologi tani”, yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan praktik pertanian berkelanjutan," ujar Dr.Latief.
Menurutnya, transformasi pesantren menjadi pusat agrobisnis harus dilakukan secara terukur, komprehensif, dan berkelanjutan.
Baca Juga: Revitalisasi Satuan Pendidikan Mendorong Peningkatan Prestasi Murid
“PERSIS harus memiliki pesantren-pesantren unggulan yang fokus pada agrobisnis sebagai bagian dari kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.
FGD ini menjadi bagian dari rangkaian program Persis Peduli Pangan, sebagai upaya memperkuat peran pesantren dan organisasi keagamaan dalam menjawab tantangan pangan dan ekonomi nasional.