edisi.co.id - Adanya susu kemasan dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan kepada penerima manfaat menuai sorotan.
Pasalnya, terungkap bahwa susu kemasan yang dibagikan hanya memiliki kandungan 30 persen susu.
Susu kemasan yang dibagikan saat MBG ini adalah produk sendiri dengan nama Susu Sekolah dengan isi 125 ml.
Baca Juga: Gaya Komunikasi Jadi Sorotan, DPR Ingatkan Menkeu Purbaya Tak Komentari Kebijakan Kementrian Lain
Hal tersebut lantas memunculkan tudingan adanya manipulasi pada pelaksanaan MBG terkait menu susu hingga mempertanyakan mengapa tidak ada opsi untuk pemberian susu segar.
Kandungan Susu MBG Setara Susu Segar dan Sesuai BPOM
Pihak BGN mengklaim bahwa formulasi disusun berdasarkan standar gizi susu cair penuh (full cream milk) sesuai Peraturan BPOM No. 13 Tahun 2023, sehingga anak-anak penerima program tetap memperoleh manfaat gizi optimal.
“Walau belum 100 persen menggunakan susu segar lokal, kandungan gizi susu MBG, mulai dari protein, kalsium, hingga vitamin D dibuat setara dengan susu segar,” ujar Tim Pakar Bidang Susu BGN, Epi Taufik dalam keterangannya pada Selasa, 14 Oktober 2025.
“Anak-anak tetap dapat energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan belajar,” imbuhnya.
Epi juga menjabarkan bahwa kandungan kalsium pada susu MBG tidak kurang dari yang dibutuhkan oleh tubuh anak-anak.
“Kandungan kalsium tidak kurang dari 15 persen daily value, kadar lemak tidak kurang dari 3 persen, kadar protein tidak kurang dari 2,7 persen, dan kadar karbohidrat dan mineral tidak kurang dari 7,8 persen,” jelasnya.
“Jadi, bukan berarti jika susu segarnya 20 persen lalu sisanya semua air,” tambahnya.
Konsumsi Susu Nasional Meningkat Setelah Ada MBG
Kebutuhan susu nasional, kata Epi makin meningkat sejak pemerintah menggalakkan program MBG.