“Kita harus berhati-hati untuk menyampaikan sesuatu, karena bisa memperkeruh suasana,” tegasnya.
Berkaca dari hal itu, suasana panas setelah kekalahan Timnas Indonesia atas Jepang dengan skor 6-0 seakan sebelumnya menelan akal sehat sebagian pendukung Garuda.
Kala itu, media sosial dipenuhi komentar sinis, bahkan menyudutkan pemain dan pelatih.
Hal yang terbilang luput dari perhatian publik, yakni cara Jepang yang menang besar kala itu tetap menunjukkan sikap rendah hati dan masih berencana melakukan evaluasi menyeluruh atas performa mereka sendiri.
Jepang Menang Besar tapi Tetap Rendah Hati
Usai kemenangan kontra Timnas Indonesia di Round 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 10 Juni 2025, pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu menunjukkan contoh sikap profesional setelah timnya menang 6-0 atas Garuda.
Alih-alih berpuas diri, Moriyasu justru menekankan pentingnya evaluasi setelah pertandingan tersebut.
“Masih banyak yang perlu kami pelajari dan tingkatkan, baik pemain maupun tim secara keseluruhan,” ujarnya dikutip dari Kyodo News yang tayang pada Rabu, 11 Juni 2025.
Jepang bahkan melakukan eksperimen susunan pemain, memberikan ban kapten kepada Takefusa Kubo sebagai bagian dari upaya pembenahan tim.
Moriyasu menilai laga melawan Indonesia bukan formalitas, tetapi bagian dari proses panjang pembentukan karakter tim.
Patrick Kluivert Sempat Bandingkan dengan Kualitas Jepang
Patrick Kluivert, sosok pelatih Timnas Indonesia yang kini dipecat usai gagal membawa Garuda lolos ke Piala Dunia 2026, tak menampik kekecewaannya atas kekalahan telak dari Jepang.
Kala itu, Kluivert mengakui bahwa lawannya tampil jauh lebih baik.
“Beberapa menit awal kami bermain baik, tetapi Jepang banyak kualitas, mereka ini level world cup tentu saja,” ujar Kluivert seusai laga di Stadion Suita, Osaka, pada Selasa, 10 Juni 2025.
Meski kecewa, Kluivert menilai kekalahan tersebut telah menjadi pembelajaran penting bagi Timnas Indonesia dalam ajang sebesar Kualifikasi Piala Dunia itu.