edisi.co.id - Presiden Prabowo menyoroti tentang peredaran narkoba melalui jalur laut menggunakan kapal.
Prabowo mengatakan bahwa polisi banyak menyisir pelabuhan-pelabuhan tikus untuk mencegah penyelundupan narkoba.
“Kita hadapi, kita atasi dengan tradisi kita, dengan budaya kita yaitu bersatunya suatu bangsa. Tentara harus jadi tentara rakyat, polisi harus jadi polisi rakyat,” ata Prabowo saat memberi sambutan di acara pemusnahan 214,82 ton narkoba di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Rabu, 29 Oktober 2025..
Baca Juga: Jelang MTQ Kota Depok, Camat Pancoran Mas, Mustakim Bersinergi dengan LPTQ Pancoran Mas
Prabowo kemudian membeberkan cerita tentang kapal merapat ke darat pukul 01.00 dini hari dan menyebutnya memiliki niat terselubung yang tidak baik.
“Sehingga rakyat nanti yang jadi mata dan telinga. Rakyat yang lapor ke kepala desa, ‘Pak, tadi malam jam 1 ada perahu yang merapat, kapal yang merapat’. Enggak ada kapal mau mendarat jam 1 malam di pantai yang sunyi, niatnya sudah pasti brengsek,” kata Prabowo.
Menurutnya, kapal akan berani mendarat di waktu yang masih terang jika tak menyembunyikan sesuatu yang melanggar aturan.
Modus Kartel Narkoba Makin Canggih
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyinggung tentang kartel-kartel narkoba yang selalu punya cara untuk mendistribusikan narkoba.
Salah satunya, kata Prabowo adalah dengan menggunakan kapal selam.
“Ini masalah di seluruh dunia. Bahkan sekarang ada modus si kartel narkoba punya kapal selam. Dia punya kapal selam,” imbuhnya.
Prabowo kemudian mengapresiasi kerja Polri yang terus memburu para kartel dan pengedar narkoba.
“Anda sudah mencegah tersebarnya narkoba yang sedemikian besar walaupun kita bisa bayangkan bahwa kartel-kartel itu tidak akan mau kalah,” sambungnya.
Ingatkan Koordinasi yang Kompak dengan Sejumlah Pihak