berita

MBG Disebut Bisa Kejar Ketertinggalan Ekonomi RI, Lihat Lagi Cara Brazil Gunakan Bahan Pangan dari Petani Lokal

Sabtu, 1 November 2025 | 20:28 WIB

edisi.co.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkap potensi nilai ekonomi besar di balik program tersebut.

Zulhas menilai, program ini bukan sekadar intervensi gizi, melainkan peluang besar bagi ekonomi nasional jika seluruh bahan pangan disuplai dari dalam negeri.

Dalam acara Indonesia Fintech Summit 2025 di Jakarta, pada Sabtu, 1 Oktober 2025, Zulhas menyebut potensi nilai tambah MBG bisa mencapai Rp86,35 triliun per tahun.

Baca Juga: Kata Coki Pardede usai Onadio Leonardo Terjerat Skandal Narkoba, Ngaku Enggan Pura-pura Ngerti Perasaan sang Artis

Angka itu, menurutnya dapat dihitung berdasarkan kebutuhan pangan untuk jutaan anak dan ibu hamil penerima manfaat.

“Perlu potongan ayam 82,9 juta, potongan ikan, sayur, dan buah. Bayangkan dampak ikutannya,” kata Zulhas.

Ia menegaskan, rantai pasok yang melibatkan petani dan pelaku usaha lokal akan membuka lapangan kerja sekaligus menumbuhkan ekonomi rakyat.

Di sisi lain, Zulhas menuturkan MBG sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.

“Program ini akan menimbulkan dampak ikutan ekonomi kerakyatan yang luar biasa,” ujarnya.

Zulhas menilai gizi yang baik akan meningkatkan kemampuan berpikir generasi muda dan memperkuat daya saing manusia Indonesia.

Berkaca dari hal itu, terdapat paparan nilai ekonomi RI yang mengiringi perjalanan Program MBG.

Rincian Nilai Ekonomi MBG dan Tantangan Pasokan

Dalam paparannya, Zulhas menjabarkan rincian nilai ekonomi MBG.

Menko Pangan itu menjelaskan, pemerintah membutuhkan telur sekitar 368 ribu ton per tahun senilai Rp11 triliun, ikan 415 ribu ton setara Rp17,85 triliun," papar Zulhas.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB