Menurut lembaga itu, kebijakan tersebut tidak hanya menjamin ketersediaan bahan pangan segar, tetapi juga memperkuat ekonomi masyarakat di pedesaan.
Di sisi lain, prinsip keberpihakan terhadap petani lokal inilah yang dinilai selaras dengan semangat MBG di Indonesia.
Belajar dari Negara Lain
Selain Brasil, LPEM FEB UI juga menyoroti berbagai praktik dari Thailand, Kamboja, Laos, Amerika Serikat, dan Jepang yang menerapkan program makan sekolah dengan pola berbeda.
Beberapa di antaranya fokus pada penggunaan bahan segar, pembangunan dapur sekolah, hingga kerja sama dengan penyedia layanan masak profesional.
“Setiap negara memiliki model implementasi yang beragam, namun semuanya berangkat dari tujuan yang sama, yaitu memastikan asupan gizi yang cukup sekaligus menggerakkan ekonomi lokal,” tulis LPEM FEB UI dalam unggahannya.
LPEM menekankan, keberhasilan program makan sekolah tidak hanya ditentukan oleh besarnya anggaran, melainkan sejauh mana rantai pasoknya terhubung dengan produsen lokal.
Pada akhirnya, pola ini diyakini dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus memperluas dampak ekonomi bagi masyarakat.***
Artikel Terkait
Prabowo Warning Dunia Soal "serakahnomics" yang Hambat Pertumbuhan Ekonomi
Kiai Mahmud Lantik Pengurus MUI Tambun Utara, Ajak Sinergi Tangani Masalah Sosial
Menteri PU Sebut Diskusi Soal Diskon Tarif Tol Nataru 2026 Masih Alot
Pupuk Indonesia Sosialisasikan HET Pupuk Bersubsidi Terbaru
Onadio Leonardo Terjerat Kasus Narkoba, Polisi Ungkap Kronologi Penangkapannya