berita

UPI Gelar Seminar Kepahlawanan, Angkat Sosok Inggit Garnasih: Pahlawan Wanita Sunda yang Terlupakan

Selasa, 11 November 2025 | 18:59 WIB
UPI Gelar Seminar Kepahlawanan, Angkat Sosok Inggit Garnasih: Pahlawan Wanita Sunda yang Terlupakan



Edisi.co.id, Bandung - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2025, Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar Seminar Serial Kepahlawanan di Aula Museum Pendidikan Nasional UPI, Jalan Dr. Setiabudhi, Bandung, Selasa (11/11/2025).

Seminar yang dihadiri oleh dosen dan mahasiswa tersebut mengangkat tema “Inggit Garnasih: Pahlawan Wanita Sunda yang Terlupakan.” Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Prof. Dr. Dadan Wildan, M.Hum. dan Dr. Andi Suwirta, M.Hum., dengan Muhammad Abror, M.Pd. sebagai moderator.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan FPIPS UPI, Dr. Fitri Rahmafitria, M.Si., menjelaskan bahwa Seminar Serial Kepahlawanan digelar sebagai upaya membedah kehidupan, perjuangan, serta jasa para tokoh nasional, baik yang sudah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional maupun yang belum.

Baca Juga: BPJPH–Kemenperin Sinergi Perkuat Ekosistem Halal, Pacu Sertifikat Halal Sebagai Nilai Tambah Industri

“Kami ingin memberi pencerahan kepada civitas akademika dan masyarakat luas bahwa Hari Pahlawan tidak sekadar menjadi ritual upacara, tetapi momentum untuk meneladani dan memaknai perjuangan para pahlawan. Insya Allah kegiatan ini akan menjadi agenda rutin setiap tahun atau di momentum bersejarah lainnya,” ujar Dr. Fitri. 

Topik mengenai Inggit Garnasih diangkat karena masih banyak generasi muda, khususnya generasi Z, yang belum mengenal sosok perempuan Sunda asal Kabupaten Bandung itu. Padahal, menurut Prof. Dadan Wildan, jasanya bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia sangat besar.

“Ibu Inggit Garnasih adalah satu-satunya perempuan Sunda yang paling berpengaruh terhadap pribadi Soekarno muda. Ia berperan penting dalam meneguhkan semangat dan kekuatan Soekarno untuk melawan penjajahan,” tutur Prof. Dadan, yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami.

Baca Juga: Update Pascaledakan di SMAN 72 Jakarta, Polisi dan Kementrian PPPA Pastikan Sekolah Aman untuk Belajar Hari Senin

Inggit Garnasih lahir di Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung pada 17 Februari 1888 dan wafat pada 13 April 1984 dalam usia 96 tahun. Ia menikah dengan Soekarno pada 24 Maret 1923 dan setia mendampingi perjuangan sang Proklamator, bahkan ketika harus berpindah dari satu tempat pengasingan ke tempat lainnya mulai dari Ende (Flores) hingga Bengkulu.

Sementara itu, Dr. Andi Suwirta menambahkan bahwa Inggit Garnasih merupakan sosok istri, sahabat, sekaligus teman seperjuangan bagi Soekarno.

“Selama hampir dua dekade, Inggit menemani Soekarno dalam empat periode kehidupan: masa kuliah di THS (kini ITB), masa pergerakan nasional, masa pengasingan di Flores dan Bengkulu, hingga akhirnya berpisah pada 1943 karena Inggit tidak mau dimadu,” jelas Dr. Andi.

Kisah cinta dan pengorbanan Inggit Garnasih bahkan diabadikan dalam novel sejarah karya Ramadhan KH berjudul “Kuantar ke Gerbang: Kisah Cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno.”

Baca Juga: Momen Haru Kepulangan Bilqis, Balita asal Makassar yang sempat Hilang Diculik di Taman Bermain

Prof. Dadan menegaskan, perjuangan Inggit mendukung cita-cita kemerdekaan bukanlah hal mudah. Namun, hingga kini, upaya menjadikannya sebagai Pahlawan Nasional belum membuahkan hasil. 

“Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mengajukan Inggit Garnasih pada tahun 2008 dan 2012, bahkan dengan dukungan Ibu Megawati Soekarnoputri pada 2023, tetapi belum dikabulkan,” ungkapnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB