Edisi.co.id, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyelenggarakan puncak acara Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional Tahun 2025 pada 12 – 14 November 2025 di Jakarta. Kegiatan dengan tema “Setahun Awal, Bekal Sepanjang Hayat” ini dihadiri oleh Istri Wakil Presiden RI, Selvi Gibran Rakabuming, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, jajaran kementerian/lembaga, organisasi mitra seperti SERUNI Kabinet Merah Putih dan Dharma Wanita Persatuan, serta perwakilan Bunda PAUD dari seluruh Indonesia.
Kegiatan ini merupakan bentuk penghargaan kepada Bunda PAUD dari tingkat provinsi hingga desa/kelurahan yang telah berperan aktif dalam mendukung implementasi Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah serta mewujudkan PAUD Bermutu untuk Semua.
Dalam laporannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa PAUD menjadi prioritas dalam pelaksanaan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya agenda keempat tentang peningkatan kualitas sumber daya manysia melalui pendidikan wajib belajar 13 tahun.
Baca Juga: Menperin: Konsep Mobnas Siap, Produksi Ditargetkan Mulai 2027
“Pendidikan anak usia dini adalah tahapan yang sangat menentukan masa depan bangsa. Anak-anak yang mendapat kesempatan belajar di PAUD memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi, nilai akademik yang lebih baik, dan kesiapan yang lebih matang untuk menjadi anak Indonesia yang hebat,” ujar Menteri Mu’ti, Rabu(13/11).
Menteri juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam mendukung program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang meliputi bangun pagi, berdoa/beribadah, berolahraga, makan sehat bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
Apresiasi dan Inspirasi dari Seluruh Nusantara
Sebanyak 42 Bunda PAUD dari seluruh Indonesia menerima penghargaan dalam berbagai kategori, mulai dari Bunda PAUD Kabupaten/Kota dan Provinsi Berprestasi hingga Bunda PAUD Inovatif dari desa dan kecamatan.
Baca Juga: RI-Jepang Perkuat Kolaborasi Menuju Industri Otomotif Rendah Karbon
Pada kesempatan tersebut, Selvi Gibran Rakabuming, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kontribusi Bunda PAUD. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara orang tua, tenaga pendidikan dan Bunda PAUD dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak-anak Indonesia.
“Satu tahun masa prasekolah merupakan fondasi yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Pada tahap ini, anak-anak tidak hanya mulai mengenal huruf dan angka, tetapi lebih dari itu, mereka belajar tentang kasih sayang, karakter, dan moral sebagai bekal kehidupan. Yang terpenting anak-anak itu harus bahagia. Jangan sampai anak-anak kehilangan masa kecilnya. Biarkan anak-anak mengeksplorasi minat dan bakatnya,” ujar Selvi dalam sambutannya
Komitmen Pemerintah dan Inovasi Daerah
Pemerintah berkomitmen memperluas akses dan meningkatkan mutu layanan PAUD di seluruh Indonesia. Dalam Rancangan APBN 2026, dialokasikan Rp357,8 triliun untuk sektor pendidikan, termasuk Rp5,1 triliun untuk Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD. Dukungan ini diperkuat dengan program pelatihan, pendampingan, dan insentif bagi tenaga pendidik PAUD di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Beragam inovasi dari daerah turut mewarnai penyelenggaraan Apresiasi Bunda PAUD Nasional 2025. Dari ujung Kalimantan Utara, Kabupaten Tanah Tidung menghadirkan sejumlah program inspiratif seperti Kuliah Gratis untuk Guru PAUD, Gerakan Minum Susu (Germisu), serta TERASKU (Tindakan Cerdas Keluarga dan Guru) yang menekankan kolaborasi antara orang tua dan pendidik dalam mendukung tumbuh kembang anak. Sementara itu, dari Provinsi Jambi, Kabupaten Sarolangun memperkenalkan program GPS JEMPOL (Gerakan Pentingnya Sekolah Jemput Peluang), sebuah inisiatif yang dirancang untuk mencegah anak putus sekolah sejak jenjang PAUD hingga SMA/SMK.
Capaian tersebut sejalan dengan peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD usia 5–6 tahun yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 telah mencapai 74,15 persen. Meski menunjukkan kemajuan signifikan, data ini juga menjadi pengingat bahwa masih ada sekitar seperempat anak usia dini di Indonesia yang perlu dijangkau agar memperoleh kesempatan belajar yang setara sejak awal kehidupannya.