berita

Hadirkan 46 Pakar Dunia, BMKG Bahas Strategi Pengurangan Risiko Bencana Lewat Riset ‘Plateau’

Rabu, 26 November 2025 | 08:50 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani,



Edisi.co.id, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan 2nd PlateauPlus International Workshop bertajuk “PlateauPlus in Tethys” yang menegaskan relevansi riset plateau (dataran tinggi) bagi Indonesia. Workshop ini menjadi platform bagi ilmuwan global untuk berkolaborasi merumuskan pemahaman dinamika Bumi dan strategi pengurangan risiko bencana.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani, menekankan bahwa dataran tinggi berfungsi sebagai laboratorium alam untuk mempelajari proses-proses yang dibentuk oleh tektonik, iklim, dan aktivitas manusia.

“Meneliti lingkungan dataran tinggi dan kepulauan global mengungkapkan bagaimana faktor-faktor geologis, lingkungan, dan antropologis berinteraksi, memperdalam pemahaman kita tentang Bumi dan peran manusia di dalamnya,” kata Faisal di Auditorium BMKG, Jakarta, Selasa (25/11).

Lebih lanjut, sebagian besar wilayah Indonesia terbentuk dari fragmen kerak bumi (terranes) dan endapan yang berasal dari Samudra Tethys pada masa Mesozoikum. Interaksi empat lempeng utama—Indo-Australia (barat dan selatan), Eurasia, Pasifik, dan Laut Filipina (utara dan timur)—telah menciptakan mosaik kerak bumi yang kompleks di kepulauan Indonesia.

Baca Juga: Kemenperin Gandeng Kemenpora Perkuat Pengembangan Industri Olahraga Nasional

Aktivitas subduksi tektonik di sepanjang batas lempeng Indonesia juga memengaruhi gunung berapi dan memicu aktivitas gempa yang aktif, termasuk yang berasal dari sesar dan megathrust. Secara keseluruhan, lingkungan tektonik yang kompleks ini menghasilkan sabuk busur vulkanik yang aktif di wilayah Indonesia.

Sebagai contoh, sejarah mencatat adanya letusan Gunung Tambora (1815) dan Gunung Krakatau (1883) pernah terjadi di Indonesia. Letusan ini menyuntikkan aerosol ke stratosfer dan menghasilkan efek iklim global jangka pendek yang terukur. Selain itu, BMKG menyoroti ancaman tsunami yang dipicu aktivitas tektonik, terutama mengingat dampak Gempa Bumi dan Tsunami Samudra Hindia 2004 (Mw 9.1).

“Kondisi tektonik, iklim, dan atmosfer di Indonesia berinteraksi dengan dataran tinggi global di luar wilayah kita. Interaksi ini memengaruhi aspek sosio-budaya masyarakat dan kesadaran mereka terhadap mitigasi bencana alam,” ujarnya.

Untuk itu, workshop ini menjadi platform penting bagi para ilmuwan untuk berkolaborasi dalam merumuskan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika Bumi. Harapannya, setiap diskusi yang dihasilkan dapat digunakan untuk tujuan praktis, terutama dalam hal pengurangan risiko bencana.

Baca Juga: Semarak HGN 2025 di SMAN 1 Manokwari, Pemerintah Perkuat Dukungan bagi Guru

“Mari kita manfaatkan peristiwa ini sebagai kesempatan untuk upaya bersama memahami dinamika Bumi. Setiap upaya dapat berkontribusi dalam mengurangi kemungkinan korban jiwa manusia selama bencana alam,” ujarnya.

Chair of PlateauPlus Association, Lin Ding, menegaskan bahwa Indonesia adalah lokasi yang sangat strategis untuk mempelajari dinamika geologis dan iklim global. Menurutnya, fokus riset PlateauPlus pada sistem plateau sangat relevan karena sistem tersebut memengaruhi sirkulasi iklim dan hidrologi. Selain itu, asal-usul tektoniknya berkaitan langsung dengan gempa bumi, aktivitas vulkanik, dan proses tsunami di Indonesia.

Lin Ding menyatakan, Indonesia menyediakan laboratorium alam yang langka untuk mempelajari subduksi, proses gempa bumi, dan deformasi kerak bumi–tema-tema yang sejalan dengan fokus ilmiah utama PlateauPlus. Oleh karenanya, para peserta bisa memanfaatkan pertemuan ini sebagai kesempatan emas untuk saling berbagi praktik baik.

“Saya mendorong kita semua untuk bertukar ide, menjajaki peluang penelitian, dan membangun kemitraan jangka panjang yang mendorong kemajuan pengetahuan dan ketahanan, tidak hanya bagi komunitas ilmiah kita, tetapi juga bagi masyarakat,” jelas Lin Ding.

Baca Juga: Sinar Mas Land dan FIKOM Universitas Mercu Buana Berikan Pelatihan dan Apresiasi untuk Pedagang Pasar Modern BSD City

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB