Edisi.co.id - Gelombang bencana yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia akhir-akhir ini, seperti banjir dan longsor di Pulau Sumatera atau erupsi di Gunung Semeru Jawa Timur telah membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat. Merespons kejadian tersebut Sinergi Foundation (SF) bergerak cepat dengan memberikan berbagai bantuan yang benar-benar dibutuhkan saat itu juga. Langkah tersebut adalah upaya SF membuktikan komitmen mereka menjadi lembaga terdepan dalam aksi kemanusiaan.
Seperti saat peristiwa letusan gunung Semeru pada akhir November kemarin, memaksa warga sekitar mengungsi di posko-posko pengungsian darurat. Berbagai kesulitan hidup dirasakan oleh warga di sana. Ratusan keluarga pengungsi harus tinggal berdesak-desakan dengan yang lain. Belum lagi soal kesulitan mendapatkan makanan, menjadi salah satu hal yang harus dialami para penyintas setiap waktunya.
Berangkat dari kondisi tersebut, Sinergi Foundation turut menyalurkan bantuannya berupa puluhan paket makanan siap santap, pada Kamis lalu (27/11). Bantuan tersebut diberikan di Posko Sekolah Darurat Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo dan menjadi solusi cepat untuk mengurangi rasa lapar yang dirasakan para pengungsi.
Bukan hanya itu, pendampingan dan pengawasan terus dilakukan oleh para relawan Sinergi Foundation. Mereka memantau sekaligus memberikan bantuan-bantuan lainnya yang dibutuhkan masyarakat. Tim juga menyalurkan bantuan 45 paket penunjang pendidikan berupa meja lipat, untuk siswa-siswi di Sekolah Darurat SDN 02 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, pada Jumat (28/11). Bantuan ini sangat bermanfaat bagi adik-adik kita, karena menunjang proses pembelajaran menjadi lebih fokus, karena selama ini mereka harus belajar di ruang darurat dengan fasilitas terbatas beralaskan terpal.
Baca Juga: PMI Jakarta Utara Buka Layanan Pusdatin dan Posko Peduli Bencana Sumatra dan Aceh
Belum selesai Indonesia berduka, di waktu yang hampir berdekatan, di ujung baratnya Indonesia, tepatnya di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, terjadi musibah banjir dan longsor yang dahsyat. Saking hebatnya, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (03/12) bencana ini telah menelan korban sekitar 753 jiwa. Jumlah tersebut diperkirakan bakal terus bertambah, pasalnya lebih dari 650 orang dinyatakan hilang, baik karena terbawa arus atau tertimbun tanah longsor. Sementara itu korban luka-luka dalam bencana ini mencapai 2.600 orang.
Kurang dari 2×24 jam setelah bencana terjadi, pada Jumat (28/11), Relawan Sinergi Foundation langsung terjun ke lapangan, salah satunya di Muaro Ambius dan Guguak Malalo, Kabupaten Tanah Datar. Di sana tim melakukan assesmen sekaligus memberikan bantuan pertamanya bagi warga terdampak.
Banjir bandang juga mengakibatkan sebagian besar akses jalan darat tertutup total. Kondisi ini membuat proses penyaluran bantuan menjadi sangat menantang karena warga yang terdampak terisolir dan sulit dijangkau. Dalam situasi mendesak tersebut, relawan SF tidak tinggal diam dan segera mencari jalur alternatif untuk bisa menembus lokasi bencana. Mereka menyusuri Danau Singkarak menggunakan perahu nelayan—rute yang biasanya digunakan untuk mengangkut wisatawan—yang kini menjadi satu-satunya akses menuju wilayah terdampak.
Respons sigap itu membuahkan hasil. Sinergi Foundation berhasil mendistribusikan ratusan paket makanan siap santap kepada para penyintas. Selain itu, sekitar 60 warga Jorong Duo Malalo, terutama kelompok rentan seperti ibu-ibu, anak-anak, dan bayi, juga berhasil dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Upaya ini menunjukkan komitmen kuat SF untuk memastikan setiap kebutuhan mendesak para penyintas dapat dipenuhi, meskipun menghadapi hambatan berat di lapangan.
Di tempat yang berbeda, relawan Sinergi Foundation juga memberikan bantuan di Posko Guguak Malalo dan 7 Duo Koto, Kabupaten Tanah Datar, berupa hygiene kit, makanan siap santap, air mineral, serta yang tidak kalah pentingnya bantuan untuk anak-anak dan bayi yang masih membutuhkan diapers, susu formula dan makanan pemenuhan kebutuhan gizi lainnya.
Saat berita ini dirilis, pun SF berkolaborasi dengan Relawan Nusantara Penanggulangan Bencana baru aja sampai di Aceh melalui jalur darat dari Medan. Tim membawa bantuan sembako untuk disalurkan kepada para penyintas yang berada di wilayah Aceh Tamiang.
Dalam pantauan relawan yang bertugas, saat ini, kondisi di Aceh Tamiang 80 persen, terdampak banjir dan masih ada daerah yang terisolir. Aktivitas warga hampir lumpuh, tidak ada listrik dan internet, serta stok bahan-bahan kebutuhan pokok semakin menipis. Tak heran, jika masyarakat sangat membutuhkan berbagai kiriman bantuan apa pun secepatnya.
Kebutuhan-kebutuhan darurat seperti makanan, minuman, peralatan kebersihan diri menjadi kebutuhan prioritas. Kondisi warga terisolir lantaran akses keluar daerah terputus. Mereka terancam kelaparan dan kekurangan air, mengingat stok kebutuhan pokok yang kian menipis.
Sahabat, inilah aksi nyata yang tengah SF laksanakan sebagai bagian dari tanggap darurat bencana yang terjadi baru-baru ini. Bahkan hingga kini, sebetulnya masih banyak daerah dan penyintas yang belum tersentuh bantuan dan tengah berusaha keras bertahan melewati bencana.