Edisi.co.id, Bogot - Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (PW PERSIS) DKI Jakarta secara resmi membuka Musyawarah Kerja Wilayah Ketiga (Muskerwil III) masa jihad 2023–2028 di Hotel New Ayuda, Puncak, Bogor. Mengusung tema “Kemandirian Jam’iyyah dan Transformasi Dakwah untuk Jakarta sebagai Kota Global,” forum ini dimaksudkan menjadi momentum penguatan identitas dakwah serta pengokohan eksistensi organisasi di Ibu Kota.
Dalam sambutan pembukaan,Ketua PW PERSIS DKI Jakarta, Drs. Kiai Sofyan Munawar, mengajak seluruh pengurus dan jajaran otonom untuk melangkah dengan tekad yang sama. Ia menegaskan bahwa perubahan besar selalu berawal dari gerakan sederhana yang dimulai di forum seperti Muskerwil III.
"Pentingnya eksistensi PERSIS di Jakarta dan berharap perjuangan tersebut dapat dilanjutkan oleh generasi muda Persis di masa mendatang," tegas Kia Sofyan dikutip dari media official PERSIS Jakarta," Rabu (10/12).
Baca Juga: Wagub Rano Apresiasi 200 Pendonor Darah: Mereka Pahlawan Kemanusiaan
Menurutnya, kemandirian organisasi merupakan inti dari Muskerwil tahun ini, sejalan dengan tema yang diusung Pimpinan Pusat PERSIS. Kemandirian yang dimaksud mencakup empat aspek: pemikiran (ideologis), pendanaan (finansial), penyusunan program (progresif), serta identitas keislaman yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kemandirian itu sebetulnya merupakan jiwa dari organisasi. Kemandirian adalah kemampuan untuk berdiri tegak, berdiri kokoh, tanpa menengadahkan tangan,” tegasnya.
"Jihadul Maal atau jihad dengan harta merupakan faktor penentu bagi empat jenis jihad lainnya, sebagaimana diibaratkan sebagai bahan bakar bagi kendaraan, sehingga penguatan sumber daya menjadi sangat penting," tambah dia.
Selain itu, Kia Sofyan juga menyinggung teladan Rasulullah SAW dalam membangun masyarakat Madinah, di mana kemandirian umat diwujudkan melalui penguatan komunitas, pembinaan masjid, dan pengokohan persaudaraan (Muakhah), bukan melalui ketergantungan kepada pihak luar.
Merespons status Jakarta sebagai kota global, Ustaz Sofyan menegaskan bahwa transformasi dakwah harus segera direalisasikan.
"Dakwah tidak lagi cukup berhenti pada penyampaian ceramah, tetapi juga harus menciptakan tapak pengaruh yang lebih luas di berbagai bidang seperti pendidikan, teknologi, literasi, ekonomi, lingkungan, dan etika publik. Para mubaligh Persis diharapkan mampu tampil cerdas secara intelektual, kuat secara moral, elegan secara sosial, produktif secara ekonomi, serta adaptif dalam ruang digital," ungkapnya.
Baca Juga: Lindungi Anak di Ruang Digital, Menkomdigi Serukan Prinsip 'Tunggu Anak Siap'
Ustaz Sofyan menutup sambutannya dengan harapan agar dakwah Persis hadir sebagai sumber kesejukan, penyampai ilmu, penggerak perubahan, dan penjaga akhlak publik. Ia menegaskan bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberikan kontribusi positif kepada sesamanya.
"PERSIS Jakarta harus mampu mewujudkan kontribusi tersebut bagi masyarakat luas," tutupnya dengan penuh harap.