Program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Bantuan Pangan, stimulus bagi UMKM, serta dorongan bagi industri padat karya dinilai memberikan efek langsung terhadap daya beli, stabilitas pendapatan, dan persepsi masyarakat terhadap prospek ekonomi ke depan.
Kombinasi kebijakan tersebut memperkuat pondasi konsumsi rumah tangga, yang menjadi motor utama pertumbuhan nasional.
Meski demikian, Riset Samuel Sekuritas Indonesia mengingatkan bahwa risiko makro global tetap perlu diperhatikan. Volatilitas keuangan internasional, ketidakpastian ekspor, hingga tensi geopolitik dapat memengaruhi aliran modal dan nilai tukar, yang pada akhirnya berdampak pada daya beli masyarakat.
Kendati begitu, angka November memberikan sinyal kuat bahwa pondasi permintaan domestik Indonesia kian solid. Dengan sentimen konsumen yang menguat, konsumsi diperkirakan akan menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi menuju 2026.***