Program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Bantuan Pangan, stimulus bagi UMKM, serta dorongan bagi industri padat karya dinilai memberikan efek langsung terhadap daya beli, stabilitas pendapatan, dan persepsi masyarakat terhadap prospek ekonomi ke depan.
Kombinasi kebijakan tersebut memperkuat pondasi konsumsi rumah tangga, yang menjadi motor utama pertumbuhan nasional.
Meski demikian, Riset Samuel Sekuritas Indonesia mengingatkan bahwa risiko makro global tetap perlu diperhatikan. Volatilitas keuangan internasional, ketidakpastian ekspor, hingga tensi geopolitik dapat memengaruhi aliran modal dan nilai tukar, yang pada akhirnya berdampak pada daya beli masyarakat.
Kendati begitu, angka November memberikan sinyal kuat bahwa pondasi permintaan domestik Indonesia kian solid. Dengan sentimen konsumen yang menguat, konsumsi diperkirakan akan menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi menuju 2026.***
Artikel Terkait
Peternak di Aceh Utara Kehilangan Puluhan Kambingnya yang Tergeletak Tak Bernyawa usai Terjangan Banjir Bandang
Merantau 4 Tahun dan jadi Tulang Punggung, Cerita Keluarga Korban Kebakaran Terra Drone yang Terjebak di Lantai 5
PMI Jakarta Utara Kolaborasi dengan IPKI dan Uniti For Sustainable untuk Bantuan Bencana di Sumatra dan Aceh
Jasaraharja Putera Peduli Bantu Dana dan Kebutuhan Pokok Korban Banjir di Sumbar, Sumut dan Aceh
Prabowo Bagikan Kacamata Pintar untuk Warga Tunanetra, Bisa Scan Data, Uang hingga Lawan Bicara