Menurut Prof. Dadan, saat ini, ketertarikan para siswa kepada Gerakan Pramuka mulai berkurang.
“Oleh karena itu, kami mencari cara agar para siswa tertarik ikut kegiatan Pramuka. Salah satunya, materi yang disajikan kemasannya lebih menyenangkan dan kekinian,” ungkapnya.
Jika dulu ada jerit malam yang kadang penuh dengan horor dan bentakan, kita ubah dengan cara yang elegan. Pos pos persinggahan saat jurit malam diisi dengan materi yang mencerdaskan, menyenangkan, jauh dari kekerasan.
Ketua Panitia Pelaksana Scout Camp PCI 2023, Rizal Abdul Latif menambahkan, selain bertujuan untuk memberikan materi-materi kepramukaan, kami juga memiliki tujuan untuk lebih menekankan kepada para siswa tentang tata tertib sekolah dan hal-hal yang menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam suasana yang menarik dan menyenangkan.
"Alhamdulillah dengan sarana Rumah Tahfidz dan Sekolah Alam yang kami miliki ini, sangat menunjang bagi terlaksananya kegiatan Scout Camp dan tercapainya tujuan pematerian yang diberikan," tutur Rizal.
Baca Juga: Aturan Baru! KAI Akan Beri Sanksi Penumpang Sengaja Turun Melebihi Stasiun Tujuan
Pada hari pertama pelaksanaan, dalam dinginnya cuaca dan indahnya alam raya, bulan purnama, perkebunan teh yang menghijau, hingga pegunungan, para siswa mengikuti berbagai pematerian yang diberikan secara antusias. Berbeda dengan materi kepramukaan yang biasanya kaku, di SMP PCI diberikan dengan cara yang menyenangkan. Jurit malam yang biasanya dihiasi dengan horor, di SMP PCI diberikan dengan gaya fun night mission. Jurit malam yang menyenangkan.
“Pengembaraan, dikemas dengan Explore the nature. Menyusuri perkebunan teh, melewati jalan kebun berdebu, hingga tiba di Gua Jepang seputar Sasak Dua, Desa Warnasari. Kami tidak memberikan materi kepramukaan yang biasa biasa saja, tetapi penuh inovasi untuk anak anak pramuka generasi milenial,” tutup Rizal.