Edisi.co.id- Walikota Depok, Mohammad Idris mengatakan kenaikan harga BBM akan berakibat pada angka kenaikan inflasi Kota Depok.
Kenaikan harga BBM juga akan berpengaruh kepda harga bahan kebutuhan pokok juga akan mengalami kenaikan dan memicu inflasi.
"Inflasi Kota Depok pada Agustus 2021 hingga Agustus 2022 sebesar 5,30 persen, dan diprediksi akan mengalami peningkatan menjadi 7 persen," kata Idris.
Sebagai antisipasi, Walikota Depok telah memikirkan langkah-langkah untuk inflasi dapat ditekan salah satunya dengan melalui program Kartu Depok Sejahtera (KDS).
Baca Juga: Pesan Haedar Nashir untuk Dahlan Muda: Senantiasa Meneladani Tokoh-tokoh Muhammadiyah
"Kelompok yang terdampak lebih besar pada kelompok masyarakat miskin, UMKM, pekerja, dunia transportasi, dan lain-lain,” kata Idris.
Dengan program KDS serta Intervensi bantuan sosial sebesar Rp.150.000 selama tiga bulan untuk 1.000 sasaran Pemerlu Penyandang Kesejahteraan Sosial (PPKS), 500 sasaran Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) serta 500 sasaran disabilitas dan lansia.
Dengan bantuan untuk penyedia layanan transportasi, terutama sopir dan ojek, serta kelompok sasaran lainnya, Idris berharap, dampak kenaikan harga BBM tidak memicu inflasi di Kota Depok.
Pemerintah Kota Depok juga akan menjalankan beberapa poin lain dalam penanganan dampak penyesuaian harga BBM bersubsidi. "Pemerintah Kota Depok menggulirkan operasi pasar murah di beberapa titik di mana banyak warga miskin,” tuturnya.
Pemkot Depok juga mendorong kegiatan pemberdayaan, di antaranya pembinaan wirausaha baru (WUB), start up, dan perempuan pengusaha, pembinaan PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga), beragam pelatihan ketenagakerjaan, urban farming untuk ketahanan pangan keluarga, dan lain-lain, yang bisa diakses oleh warga.