edisi.co.id - Wali Kota Depok Mohammad Idris menjadi narasumber dalam Chanel YouTube program Ide Podcast Korpri Depok dengan tema Pembangunan Kota Depok yang dibuat oleh Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kota Depok.
Pada kesempatan itu, host Ide Podcast, Bang Memed, bertanya kepada Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengenai capaian-capaian yang sudah diraih Pemerintah Kota (Pemkot) Depok beserta program-program yang ada di dalamnya.
Menurut Mohammad Idris, Pemkot Depok telah melakukan berbagai pembangunan bersifat fisik dan non fisik yang terbaik demi menunjang berbagai aktivitas masyarakat.
Baca Juga: Disindir Tidak Berprestasi, Wali Kota Depok Sebut Sekjen PDI Perjuangan Asbun
"Pembangunan di Kota Depok bukan hanya di Margonda saja. Sebab kami juga melakukan pembangunan seperti RSUD ASA, Alun-alun Kota Depok di Cilodong, pasar di Sawangan dan renovasi puskesmas di Bojongsari yang segera dirampungkan," tutur Mohammad Idris dalam akun YouTubeq Ide Podcast Korpri Depok, Minggu (18/09/22).
Tak hanya itu, ujar Mohammad Idris, pada tahun 2023 Alun-alun wilayah barat juga akan segera dibangun diwilayah Kecamatan Bojongsari yang akan bekerja sama dengan pemerintah provinsi.
Untuk pengelolaannya juga akan bekerja sama dengan para karang taruna, oleh sebab itu, ini merupakan program pembangunan para pemuda sekaligus pemberdayaan ekonominya.
Terkait non fisik, sambung dia, pembinaan wirausaha juga telah dilakukan dalam program 5.000 pengusaha baru dan 1.000 perempuan pengusaha.
Melalui program tersebut, Pemkot Depok akan membimbing dan membantu para pengusaha agar usaha yang dirintis mereka semakin berkembang.
Baca Juga: Aktivitas promosi tingkatkan kunjungan wisatawan TWC Prambanan
Dikatakannya, tahun ini Pemkot Depok juga akan merevitalisasi empat lapangan sepakbola, antara lain Lapangan Jembatan Serong Kelurahan Cipayung, Lapangan PSP Sawangan, lapangan Pusaka di Duren Seribu dan lapangan sepakbola di wilayah Kelurahan Grogol.
Dalam podcast, dirinya menuturkan, menata kota yang telah dibangun sebelumya memang memiliki tantangan tersendiri. Berbeda dengan kota baru yang telah matang perencanaannya, tentu dari segi biaya relatif lebih mudah.
"Depok ini tantangannya ada pada jalan lingkungan yang sempit. Dan tidak ideal menurut ilmu tata kota, ada juga di dalam aturan terkait jalan yang bukan menjadi kewenangan kota, seperti terdapat jalan milik pemerintah pusat dan provinsi yang tidak bisa di intervensi, harus ada kolaborasi dalam penataannya," jelasnya.
Tantangan kedua, ujar Mohammad Idris, cepatnya migrasi penduduk di Kota Depok, ini juga terjadi pada ibukota Jakarta, sebab mau selebar apapun jalan tersebut, produksi kendaraan akan terus berkembang dan warganya juga bertambah sehingga akan tetap padat.
"Tentu kita tidak bisa menutup pabrik kendaraan, tetapi Pemkot tidak diam saja, banyak ide yang telah dilakukan untuk mencari solusi dengan melakukan kajian konsep transportasi langsung ke Kementerian Perhubungan," terangnya.