berita

Tahun Politik 2024, Muhammadiyah Harapkan Suasana Pemilu Berbeda Dengan Tahun 2019

Kamis, 10 November 2022 | 07:33 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir - Foto: Istimewa

Edisi.co.id, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menuturkan, masalah tahun politik 2024 tergabung dalam sembilan isu-isu strategis tentang kebangsaan. Hal ini ia katakan dalam acara Media Gathering, di Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta, Senin (7/11/2022).

Dalam isu suksesi kepemimpinan, Muhammadiyah memandang bahwa Pemilu 2024 merupakan kontestasi yang krusial. Haedar berharap pada pemilu nanti ada suasana baru yang membedakannya dengan tahun 2019, dimana pemilu menyisakan ‘pertikaian’ yang seakan tak berujung.

“Apa sih suasana baru itu? Pertama, kita tidak mengulangi lagi yang selama ini kita resahkan bersama, dan pembelahan politik,” ucapnya dilansir dari suaramuhammadiyah.or.id.

Baca Juga: Presiden RI Resmikan Terminal VVIP Bandara Ngurah Rai dan Tiga Pelabuhan di Bali

Menurut Haedar, cara agar kejadian serupa tidak terulang maka harus menghindari hal-hal yang membuatnya terbelah, misalnya seperti menghindarkan politisasi identitas agama, suku, ras dan golongan, bahkan ideologi tertentu. Hal-hal ini jika ditarik dalam urusan politik terlalu dalam akan menimbulkan pembelahan.

Cara selanjutnya adalah menghadirkan negara dengan segala kekuatan pranatanya, namun tidak ikut terlibat dalam kontestasi.

“Ini penting agar kita tidak terlibat dalam subjektivikasi politik yang akhirnya ketika terjadi pembelahan menyebabkan negara tidak bisa menjadi kekuatan yang berwibawah,” ungkapnya.

Baca Juga: Paska Penataan, Waktu Layanan Karantina di Kawasan Pelabuhan Banten Lebih Cepat

Kewibawaan negara ini penting sebagai penengah atas terjadinya pembelahan yang menyebabkan ketidakseimbangan tubuh bangsa akibat polarisasi politik. Kewibawaan tersebut akan hilang jika negara ikut serta dalam kontestasi.

Selain itu, untuk mencegah kejadian pembelahan sebagaimana Pemilu 2019, menurutnya, kekuatan masyarakat seperti organisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyah supaya menjaga jarak dari kontestasi itu. Terkait ini, Muhammadiyah konsisten berada pada posisinya menjaga jarak.

“Terakhir tentu kita ingin lahirnya para elit siapapun yang diusung partai manapun, baik di partai politik, di kekuatan-kekuatan masyarakat yang menjadi penyangga dari kontestasi, baik dari relawan maupun calon eksekutif betul-betul menjadi negarawan,” tuturnya.

Baca Juga: Dinkes Kota Depok Menggelar Kembali Vaksinasi Covid-19 di Dmall

“Saat ini menciptakan ruang publik untuk kontestasi 2024 itu adalah ajang para negarawan untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan diri, kelompok, kroni, dinasti dan orientasi kekuasaan yang tak berkesudahan,” tegas Haedar.

Menghadapi kontestasi politik 2024, Guru Besar Sosiologi ini mengingatkan tentang pentingnya persatuan bangsa yang satu paket dengan Bhineka Tunggal Ika. Dialektika antara perbedaan dan persatuan ini tidak mudah, oleh karena itu memerlukan manajemen

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB