Edisi.co.id - Chief Executive Officer (CEO) PT BRI Asuransi Indonesia (BRINS) Fankar Umran menilai analisis data penting bagi industri asuransi dalam optimalisasi kinerja bisnis.
"Hal ini karena saat ini industri dihadapkan dengan era disrupsi teknologi digital di mana perusahaan asuransi saling berkompetisi lantaran perusahaan teknologi finansial atau fintech juga mulai dikenal di masyarakat," kata Fankar dalam acara "Indonesia Financial Sektor Outlook (IFSO) 2023 Majalah Stabilitas".
Baca Juga: 5 Peserta Aksi Mogok Makan Tumbang,, Minta Keadilan di Komnas HAM
Dengan demikian, pertumbuhan industri asuransi yang optimal membutuhkan optimalisasi data dan digitalisasi.
Pemanfaatan teknologi digital untuk proses bisnis dilakukan dengan tetap menjaga sentuhan personal yang berkualitas (high tech and high touch).
Selain itu, Fankar menyebutkan tata kelola perusahaan harus tetap memperhatikan rambu-rambu manajemen risiko yang baik dalam menangkap peluang untuk tumbuh lantaran sangat penting dan harus dipersiapkan.
Baca Juga: Karen's Diner Telah di Buka di Jakarta, Ragam Respons terhadap Pelayan yang Jutek
Hal tersebut karena pembacaan data bisa berbeda meski data yang disediakan sama, bahkan bisa kontradiktif.
Bagi perusahaan asuransi, proteksi kendaraan bermotor memiliki risiko yang tinggi karena kecelakaan bisa terjadi kapan saja, meskipun membawa kendaraan dengan hati-hati namun tetap ada risiko di jalanan.
Untuk itu, tidak cukup dengan membaca data hanya dari internal, tetapi juga sumber dari luar perusahaan.
Baca Juga: Menjaga Keamanan Aset, PLN Gandeng TNGHS & Dukung Pelestarian Ekosistem dan Flora Fauna
Meski berdasarkan data head-to-head sumbangannya memang kecil, dirinya mengungkapkan asuransi umum menentukan pertumbuhan ekonomi.
Pasalnya, asuransi berperan penting dalam dunia ekonomi, khususnya ekspor dan perdagangan baik di luar dan dalam negeri.***