berita

TNI Mitra Strategis Percepatan Penurunan Stunting

Senin, 26 Desember 2022 | 09:50 WIB
Deputi Bidang KBKR BKKBN Eni Gustina mengapresiasi Jawa Barat yang dianggapnya penuh inovasi dalam percepatan penurunan stunting

“Demikian juga dengan ibu hamil. Kita masukan ke dalam Elsimil. Jika ditemukan risiko, kita intervensi dulu. Ibu harus ada interval kelahiran. Karena interval ini juga sangat penting sekali. Dulu cukup dua tahun, sekarang setelah ada penelitian mutakhir menjadi tiga tahun. Yang terbaik adalah melewati lima kali masa gestasi. Jadi 4,5 tahun merupakan risiko terendah kematian ibu, risiko terendah kematian bayi, dan risiko terendah stunting. Sudah ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa lima kali masa gestasi adalah jarak terbaik untuk interval kelahiran,” Eni melanjutkan.

Pun ketika pendampingan kepada anak di bawah lima tahun (Balita). Ketika menemukan seorang anak berisiko stunting, maka ibunya disarankan ikut KB. Di sinilah pentingnya identifikasi keluarga berisiko stunting karena dari data ini bisa dilakukan pendampingan selama 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Agar dapat menekan risiko tadi, sambung Eni, TPK memberikan pendampingan, baik ibu hamil dari keluarga miskin atau ibu hamil dengan penyakit tertentu atau ibu hamil dengan anemia.

“Selama ini Kementerian Kesehatan sudah memiliki penambahan makanan tambahan berupa biskusit, tetapi ternyata ini juga tidak efektif. Kita tentu tidak bisa menyalahkan, ternyata makanan tambahannya ada di pos jaga atau makana tambahannya menjadi suguhan. Ini tidak sesuai dengan sasaran. Untuk itu, kami berterima kasih sekali kepada babinsa yang sudah menggerakkan pelayanan KB maupun bersama-sama melakukan identifikasi keluarga berisiko stunting untuk kemudian bersama-sama melakukan penggerakkan,” papar Eni.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB