Edisi.co.id, Kabupaten Bandung - Jabatan Ketua Rukun Warga (RW) yang biasanya dianggap rendah dan tidak bergengsi, tetapi jabatan itu menjadi terhormat dimata Prof. Dr. Dadan Wildan, M. Hum., yang lahir di Ciparay, Kabupaten Bandung pada 24 September 1967.
Selain baru diberi jabatan Ketua RW, saat ini, dia menjabat Sebagai Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara Bidang Politik, Pertahanan, Keamanan Kementerian Sekretariat Negara RI. Disamping juga sebagai Komisaris Utama PTPN-1.
Sebelumnya, mantan Sekretaris Umum (sekum) Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS) masa jihad 2010-2015 ini sempat menjabat sebagai Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kementerian Sekretariat Negara. Dan pernah tiga kali menjadi Komisaris BUMN di PT. Sarinah Jakarta, PT. ITDC Nusadua Bali, dan PT. TWC Yogyakarta.
Baca Juga: ASN Kemenag Ikuti Survei Indeks Profesionalisme dan Moderasi Beragama
Suami dari Hj. Siti Komariah, Ph. D., Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi UPI ini dikaruniai dua orang anak dan satu orang cucu mengatakan, ia mungkin menjadi satu satunya Guru Besar dan pejabat negara eselon 1-a yang juga menjabat sebagai Ketua RW.
“Pada tanggal 24 Oktober 2022 menjadi hal terunik, dimana pejabat eselon 1-a dilantik sebagai Ketua RW 02, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung,” kata Prof Dadan ketika menutup Quran Camp di Rumah Tahfidz Prima Cendekia Islami Pengalengan, Kabupaten Bandung, Rabu (28/12/2022).
Ia menerangkan, ketika dirinya mau menjabat Ketua RW, ada rekannya yang terheran heran, sampai mengatakan, kok saya mau-maunya jadi Ketua RW.
Baca Juga: Disematkan Baret Merah Kopassus, Kapolri: Jangan Ragukan Sinergisitas TNI-Polri Jaga NKRI
Peraih empat penghargaan dari tiga Presiden RI justru ingin membalikkan persepsi, bahwa jabatan yang paling dekat dengan masyarakat itu, jabatan terhormat. Saya maknai sebagai ladang amal untuk banyak membantu masyarakat sekitar. Saya percaya, apa yang kita tanam, itulah yang kita panen.
Penulis lebih dari 12 judul buku itu, dan ratusan artikel di berbagai media itu, menganggap, tetangga memiliki tempat khusus.
“Saya sadar, jika saya wafat, tetangga terdekatlah yang akan mengurusi jenazah saya,” ungkap penyuka amatir radio komunikasi (ORARI).
Lulusan Lemhannas RI Program Pendidikan Reguler Angkatan 2007 dan Diklatlim Tingkat I tahun 2008, menyebutkan, karenanya, saya ingin lebih dekat dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggal saya.
“Insya Allah meskipun hanya jabatan Ketua RW, dapat lebih bermartabat, lebih bermanfaat, dan lebih maslahat,” pungkas Ketua Yayasan Prima Cendekia Islami.