berita

Banyak Tanggungan, Anak Muda di Indonesia Enggan Cepat Menikah

Kamis, 29 Desember 2022 | 19:20 WIB

Edisi.co.id - Fenomena waithood atau menunda pernikahan atau menunda memiliki anak dalam sebuah rumah tangga tak hanya terjadi di negara maju. 

Fenomena serupa juga mulai banyak terjadi di kota-kota besar Indonesia.

Ekonom Celios, Bhima Yudhistira mengatakan fenomena waithood di Indonesia terjadi bukan hanya karena tingginya biaya hidup. 

Melainkan karena sebagian pekerja juga harus menanggung biaya hidup keluarganya.

"Generasi saat ini disebut sebagai generasi sandwich yang berarti harus mencukupi kebutuhan orang tua yang masuk masa pensiun, sementara kebutuhan diri sendiri juga semakin besar," kata Bhima, Jakarta, Kamis 29 Desember 2022.

Bhima menuturkan masalah tingginya biaya hidup memang jadi problem dari menunda punya anak. 

Baca Juga: Masjid Al Jabbar Menjadi Daya Tarik Baru Promosi Luar Negeri

Pekerja yang hanya mendapat upah minimum akan berhitung dengan cermat untuk memiliki anak apalagi lebih dari satu.

"Jadi antara kenaikan upah dengan kenaikan biaya hidup itu tidak berimbang. Tahun 2022, harga pangan sempat naik 10 persen termasuk kebutuhan gizi untuk ibu hamil, sementara upah minimum nya naik cuma 1 persen," kata dia.

Bila kondisi tidak banyak berubah, Bhima menilai dalam 20 tahun ke depan rasio ketergantungannya cukup tinggi. 

Artinya anak muda makin menanggung beban orang yang masuk usia lansia / non produktif.

"Itu ancaman serius, bisa jebol jaring pengaman sosial," kata dia.

Baca Juga: Diprediksi Hujan Lebat Yang Terjadi Hingga 30 Desember, Ini 21 Daerah Berstatus Siaga dan Waspada

Dalam kondisi demikian, tak jarang generasi muda berpikir ulang untuk menikah atau memiliki anak. 

Sehingga jika tidak pandai berhemat, mereka biasanya terpaksa menunda untuk menikah atau punya anak.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB