Edisi.co.id - Seorang serdadu Belanda berpangkat sersan mayor tengah menghibur salah satu prajuritnya yang terluka parah.
Agar tidak khawatir dan bertahan selagi tim medis belum datang.
Disebutkan, serdadu muda itu terluka oleh sebutir peluru dari seorang penembak runduk gerilyawan Republik (yang mungkin seusia juga dengannya).
Baca Juga: Pilot Pesawat Yeti Airlines Tidak Melaporkanya Ada Masalah Ketika Pesawat Itu Mendekati Bandara
"Kejadian itu berlangsung di suatu kampung yang masuk dalam wilayah Garut," demikian keterangan yang tercantum dalam foto milik Arsip Nasional Belanda tersebut.
Garut memang menjadi wilayah yang banyak menelan korban di pihak militer Belanda selama berlangsungnya Perang Kemerdekaan (1945-1949).
Menurut Darja, seorang eks gerilyawan Republik di Garut, dalam suatu penyanggongan (pengadangan) pada awal 1947, dirinya pernah terpaksa menembak mati seorang tentara Belanda yang masih belia di Jalan Raya Bayombong-Cikajang.
Baca Juga: Begini Emosional Yang Ada Dalam Hubungan
"Saya ingat kejadian itu berlangsung menjelang pukul lima sore. Kami mendapat informasi ada sebuah truk militer Belanda dari Garut yang tengah menuju Cikajang," ujar lelaki yang meninggal pada 2019 dalam usia 94 tahun tersebut.
Teringat Ibu Sebelum Tewas
Bersama kawan-kawannya di Batalyon Garuda Hitam pimpinan Mayor Mochamad Rivai, Darja lantas berstelling di ketinggian sebuah kelokan tajam yang diapit tebing dan jurang.
Begitu truk itu tiba dan masuk killing ground, tanpa ampun disiram ratusan peluru dari Regu Darja. Akibatnya, truk tersebut oleng dan membentur tebing lalu terguling di jalan.
Baca Juga: Beberapa Pantai Yang Cantik Letaknya di Nusa Penida Bali, Wajib Kalian Kunjungi!
Setelah menunggu beberapa menit, pasukan Darja pun turun.
Didapati oleh mereka, truk itu hanya berisi tiga serdadu muda: dua sudah tewas seketika yang satu lagi masih hidup dan tengah mengerang-erang dengan perut berlumuran darah.