Edisi.co.id- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan rencana vaksinasi Covid-19 berbayar masih dalam pembahasan.
Vaksinasi berbayar juga bisa menjadi pilihan bagi masyarakat.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi membenarkan bahwa pemberian vaksin ulang atau biasa disebut dengan suntikan vaksin booster kedua untuk masyarakat masih gratis.
"Vaksinisasi berbayar masih terus dikaji dan bersifat vaksinisasi pilihan. Kebijakan ini akan diterapkan secepatnya setelah masa transisi pandemi berakhir," kata Nadia seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Jumat (10/2/2023).
Nadia mengatakan pemerintah telah memastikan ketersediaan vaksin booster Covid-19 untuk kedua masyarakat.
Menurutnya, pemerintah akan lebih gencar memberikan informasi tentang langkah-langkah kesehatan, vaksinasi dan varian baru Covid-19.
“Pemerintah juga akan memastikan ketersediaan stok vaksin dengan mengutamakan vaksin dalam negeri dan meningkatkan indikasi penggunaannya terhadap anak-anak, remaja dan booster heterolog ,” ujarnya.
Baca Juga: 8 Manfaat Seledri Bagi Kesehatan Tubuh
Sebelumnya Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memiliki rencana yang menarik untuk tarif vaksinasi booster.
Ia mengatakan harga setiap dosis vaksin Covid-19 bisa dibandrol dengan harga Rp. 100 ribu rupiah.
Biaya vaksin booster ditanggung sepenuhnya oleh masyarakat, kecuali masyarakat kurang mampu, yang ditanggung oleh pemerintah melalui mekanisme Penerimaan Bantuan Iuran (PBI).
“Nanti ketika transisi selesai, vaksin ini harganya kurang dari Rp 100.000. Seharusnya ini dapat di-cover oleh masyarakat secara independen. Enam bulan sekali masih Rp 100.000. Masuk akal,” ujarnya Budi dalam Rapat kerja bersama dengan Komisi IX, Rabu (8/2) di Kompleks Parlemen.
Budi mengatakan masyarakat bisa membeli vaksin tersebut dari apotek dan rumah sakit.
Pihaknya juga menyusun aturan untuk akses tes virus corona seperti tes PCR atau antigen.
(Muhammad Febri Putra)